F 6 Keturunan Yahudi yang Menjadi Raja di Dunia Teknologi | Pegawai Jalanan ~ PEGAWAI JALANAN

Jumat, 13 Desember 2019

6 Keturunan Yahudi yang Menjadi Raja di Dunia Teknologi | Pegawai Jalanan

Albert Einstein
Tak dipungkiri, orang Yahudi menjadi penguasa di segala sektor penting di dunia ini. Tak terkecuali sektor teknologi, banyak jenius berdarah Ibrani ini mampu menjadi pelopor berbagai produk teknologi kelas atas yang banyak digunakan orang.
Pegawai Jalanan Memperoleh setidaknya ada enam ahli teknologi berdarah Yahudi yang menjadi pemimpin perusahaan besar yang berkutat di dunia teknologi. Beberapa di antaranya merupakan pendiri langsung, namun ada juga yang terkenal lantaran meniti karir dari bawah.
Memang sebagian besar dari mereka tak memeluk agama nenek moyangnya. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa mereka semua adalah keturunan Yahudi murni entah dari garis keturunan ayah atau ibunya.
Kira-kira, siapa saja raja teknologi keturunan Yahudi ini? Simak daftarnya berikut:

1. Steve Ballmer, CEO Microsoft

Steven Anthony Ballmer

Steven Anthony Ballmer, atau yang lebih dikenal dengan Steve Ballmer adalah pebisnis Amerika Serikat kelahiran 1956 yang kini menjadi petinggi Microsoft. Dirinya lahir di Detroit dari ayah imigran Swiss dan ibu Yahudi asli Amerika.
Ballmer memang bukan pendiri Microsoft, namun dirinya berperan penting dalam perkembangan perusahaan raksasa software komputer ini. Ballmer merupakan satu di antara 30 orang yang pertama kali dipekerjakan Bill Gates, pendiri Microsoft, untuk mengembangkan perusahaan itu.
Karirnya yang dibangun sejak 1980 ini meningkat seiring makin moncernya penjualan produk Microsoft di dunia. Hingga pada 2000, ketika Bill Gates memilih naik gunung, Ballmer pun menjadi sosok paling penting di Microsoft dengan diangkat sebagai CEO.
Sayangnya, pahit-manis karir Ballmer selalu terkait dengan prestasi perusahaan. Di tengah keterpurukan Microsoft saat ini, Ballmer pun memilih untuk mengibarkan bendera putih dan berencana pensiun pada tahun depan.

2. Sergey Brin, Co-founder Google

Sergey Mikhailovich Brin

Sergey Mikhailovich Brin lahir di Moskow, Uni Soviet, 21 Agustus 1973. Dirinya merupakan anak dari keluarga Yahudi pasangan Mikhail dan Evgenia Brin.
Kedua orang tua Brin sendiri dikenal sebagai jenius di era Uni Soviet. Oleh karenannya, tak heran kepintaran ini menular juga kepada Sergey.
Pada tahun 1979, ketika Brin berumur enam tahun, keluarganya pindah ke Amerika Serikat. Dari sinilah garis nasib Brin mulai berubah.
Di Stanford, ia bertemu Larry Page tahun 1995 yang memiliki ketertarikan sama dalam bidang internet.  Dari sinilah search engine Google lahir. 
Page dan Brin kemudian bahu membahu, hingga mampu membuat Google menjadi salah satu situs paling dikenal di dunia. Google saat ini memang menjadi raksasa internet dengan menguasai hampir seluruh layanan internet yang ada.

3. Larry Page, Co-founder Google

Lawrence Edward Page

Lawrence Edward Page sehari-hari dikenal dengan nama Larry. Dirinya merupakan anak dari Carl Page, seorang doktor di bidang komputer dan Gloria Page, seorang perempuan Yahudi.
Ketika menjadi seorang siswa di program Ph.D. ilmu komputer Universitas Stanford, Page bertemu Sergey Brin. Pada awalnya mereka merasa tidak cocok. Hal ini disebabkan karena ketidakcocokan mereka terhadap setiap topik yang dibicarakan. Namun, pada akhirnya mereka memiliki ketertarikan yang sama yaitu mengenai mesin pencari (search engine). Bersama, mereka menjalankan mesin pencari Google, yang mulai beroperasi pada 1998.
Page dan Brin kemudian bahu membahu, hingga mampu membuat Google menjadi salah satu situs paling dikenal di dunia. Google saat ini memang menjadi raksasa internet dengan menguasai hampir seluruh layanan internet yang ada.

4. Michael Dell, Pendiri Dell

Michael Dell

Michael Dell adalah pebisnis sukses Amerika yang mendirikan Dell Inc., sebuah perusahaan teknologi informasi dan infrastruktur Internet. Dirinya lahir dari sebuah keluarga Yahudi di Texas.
Sejak kecil, Dell diarahkan untuk mendalami kedokteran gigi seperti ayahnya. Namun demikian, Dell ternyata menaruh minat lebih besar pada dunia gadget dan teknologi yang membuatnya melepas studi kedokteran di University of Texas yang telah dilakoni selama 1 tahun.
Pada tahun 1984, Dell mendaftarkan bisnisnya dengan nama PC's Limited. Di tahun yang sama, Dell telah menghasilkan $6 juta dari penjualan PCnya. Bisnis Dell terus berkembang hingga pada tahun 1992, Dell menjadi CEO termuda yang pada usia 27 tahun mendapati perusahaanya termasuk dalam deretan 500 perusahaan paling sukses versi majalah Fortune.

5. Lawrence Ellison, Co-founder Oracle

Lawrence Joseph Larry Ellison

Lawrence Joseph Larry Ellison lahir pada 17 Agustus 1944 adalah pendiri sekaligus bos Oracle, perusahaan software besar. Dirinya merupakan anak dari keluarga gado-gado. 
Ayahnya berdarah Italia dan merupakan anggota angkatan udara Amerika Amerika Serikat. Sementara, ibunya merupakan keturunan Yahudi. Namun, Larry sendiri dibesarkan oleh paman dan bibinya dengan tradisi Yahudi yang kental.
Pada 1979, dirinya mendirikan sebuah perusahaan software bernama Software Development Laboratories yang kemudian berganti nama menjadi Relational Software Inc dan Oracle Systems Corporation secara berturut-turut. Awalnya, perusahaan ini berfokus pada penyediaan basis data bagi perusahaan dan institusi besar.
Pengalamannya berkutat dengan membangun database CIA membuatnya sangat fasih dengan dunia ini. Secara perlahan namun pasti, Oracle pun jadi salah satu penyedia software jaringan dan database terkuat di dunia hingga kini.

6. Mark Zuckerberg, Co-founder Facebook

Mark Elliot Zuckerberg

Nama satu ini mungkin sudah tidak asing lagi, Mark Elliot Zuckerberg, adalah filantropis muda yang melejit namanya akibat jejaring sosial Facebook. Diketahui, Zuckerberg merupakan keturunan Yahudi meskipun kini dirinya menyatakan tak menganut satu agama apapun alias atheis.
Lahir dari pasangan bernama Karen, psikiater, dan Edward Zuckerberg, dokter gigi, Zuck dan tiga saudaranya di didik dengan ajaran Yahudi yang kental. Namun, pada usia 13 tahun, usia baligh menurut Yahudi, dirinya menyatakan atheis.
Saat kuliah di Harvard, Zuck membuat sebuah program bernama Facemash, sebuah program iseng-iseng yang membuat para mahasiswa Harvard dapat memberikan suara untuk foto mahasiswa lain berdasarkan kemenarikan foto tersebut. Ini merupakan ide awal Facebook sebelum kemudian disempurnakan menjadi jejaring sosial.
Pada tahun-tahun berikutnya, Facebook ternyata makin terkenal sehingga penggunanya tak hanya orang dalam Harvard saja. Hingga kini, pengguna Facebook pun tersebar di hampir seluruh dunia.
Penyunting : Admin PJ
Sumber Artikel : 

0 komentar:

Posting Komentar