F Tempat Bersejarah yang Wajib Kalian Kunjungi Jika Berkunjung ke Kota BATAM | Pegawai Jalanan ~ PEGAWAI JALANAN

Minggu, 13 Desember 2020

Tempat Bersejarah yang Wajib Kalian Kunjungi Jika Berkunjung ke Kota BATAM | Pegawai Jalanan

           

Batam

            Kota Batam merupakan kota strategis yang berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia. Sebagai kota strategis dalam jalur pelayaran, kota Batam menjadi kota yang berkembang pesat. Banyak destinasi wisata yang menambah indahnya kota yang dapat kita kunjungi. Di Batam juga memiliki tempat-tempat bersejarah yang dapat kita kunjungi untuk dapat menambah wawasan kita tentang sejarah di kota Batam. Tempat-tempat inilah yang yang dapat kita jadikan tujuan ketika kita pergi ke kota ini. Berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah di kota Batam yang telah kami dirangkum dari berbagai sumber.

I.  Jembatan Barelang

Jembatan Barelang merupakan Maskot atau ikon dari kota Batam. Karena merupakan ikon kota Batam maka tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengunjungi jembatan Barelang. Jembatan Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang dan Galang yang merupakan pulau-pulau yang dihubungkan oleh jembatan ini. Adapula yang menyebutnya jembatan Habibie, karena pembangunan jembatan ini di inspirasi oleh B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Jembatan Barelang menghubungkan tujuh pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setoko, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Karena menghubungkan tujuh pulau, jembatan Barelang memiliki enam buah jembatan dan memiliki nama jembatan yang di ambil dari nama raja-raja melayu yang pernah berkuasa di Riau sekitar abad 15-18 Masehi. (batamogura.com)

Adapun nama-nama ke enam jembatan ini adalah:

1.      Jembatan Tengku Fisabilillah (jembatan I), merupakan terbesar dan terpanjang di antara jembatan Barelang lainnya. Jembatan inilah yang sering dikunjungi dan dijadikan tempat untuk berfoto-foto. Jembatan ini menghubungkan pulau Batam dan pulau Tonton. Jembatan ini memiliki panjang 642 meter, dengan panjang bentang utama 350 meter.(batampos.co.id)

2.     Jembatan Nara Singa (jembatan II), jembatan ini menghubungkan pulau Tonton dan pulau Nipah. Jembatan ini juga sering dikunjungi karena pemandangan indahnya. Dari jembatan ini kita dapat melihat jembatan I. selain itu tempat ini juga sering dijadikan tempat untuk memancing warga lokal. Jembatan ini memiliki panjang 420 meter dan lebar 18 meter. (batamnews.co.id)

3.      Jembatan Raja Ali Haji (jembatan III), jembatan ini menghubungkan pulau Nipah dan pulau Setoko. Di jembatan ini kita dapat melihat pemandangan laut dan pulau-pulau kecil. Tak jauh dari jembatan ini kita dapat menikmati pantai pasir putih di pulau Setoko dan juga restoran makanan hasil laut (seafood). Jembatan ini memiliki panjang 270 meter dengan bentang 45 meter dan lebar 18 meter. (batamnews.co.id)

4.     Jembatan Sultan Zainal Abidin (jembatan IV), jembatan ini menghubungkan pulau Setoko dan pulau Rempang. Di pulau rempang rencanya akan dikembangkan sebagai daerah buru, daerah industri, pariwisata, perdagangan dan jasa. Keunikan dari tempat ini adalah jembatan ini dapat dijadikan landasan pesawat tempur karena jalannya sengaja dibuat dengan struktur pondasi, lebar dan kekuatan yang dapat digunakan pesawat tempur. Panjang dari jembatan ini adalah 365 meter dengan bentang 145 meter dan lebar dek 18 meter.(haluankepri.com)

5.      Jembatan Tuanku Tambusai (jembatan V), jembatan yang memiliki panjang 385 meter dengan bentang 245 meter dan lebar 18 meter ini menghubungkan pulau Rempang dan pulau Galang. Di jembatan kita juga dapat melihat pemandangan laut dan juga pulau-pulau kecil disekitarnya. Di jembatan V kita juga dapat menikmati wisata alam dengan berbagai wisata pantai andalan di Kota Batam, hingga wisata sejarah. (batamnews.co.id)

6.      Jembatan Raja Kecik (jembatan VI), jembatan ini menghubungkan pulau Galang dan pulau Galang baru. Jembatan ini adalah jembatan terpendek dari jembatan Barelang lainnya. Panjang jembatan ini adalah 180 meter dan lebar 18 meter. Pulau Galang Baru adalah tempat yang akan dijadikan kawasan suaka alam, cagar alam, perdagangan, dan jasa.

Itulah ke enam jembatan Barelang yang terkenal di kota Batam. Jembatan Barelang dibangun dalam waktu 6 tahun hingga peresmiannya, yaitu di tahun 1992-1998 dengan Anggaran sebesar Rp. 400 miliar dan panjang total jembatan ini adalah 2.264 meter. Jembatan Barelang dibangun dengan mempekerjakan orang-orang Indonesia tanpa bantuan tenaga kerja asing. Jembatan Barelang juga menggunakan metode kontruksi yang berbeda dalam pengerjaannya.

II.           Kampung Camp. Vietnam

Kampong Vietnam berada di Desa Sijantung, Pulau Galang Baru, sekitar 50 km dari kota Batam. Asal mula dinamakan kampung Vietnam karena ketika perang saudara di Vietnam tahun 1975 antara Vietnam Selatan dan Utara. Karena perang yang terjadi, banyak penduduk yang meninggalkan negaranya dan pergi mengarungi lautan untuk menyelamatkan diri. Setelah sekian lama berlayar, mereka berhasil sampai di pulau Galang yang saat itu masih menjadi pulau tak berpenghuni. Dalam buku Troubled Transit: Politik Indonesia Bagi Para Pencari Suaka karya Antje Missbach, dijelaskan bahwa manusia perahu Vietnam datang ke Indonesia akibat situasi politik di Vietnam kala itu. Usai kemenangan Komunis dan kejatuhan Saigon April 1975, puluhan ribu orang Vietnam keluar dari negaranya untuk mencari suaka. Berdasarkan laporan pertama, 19 Mei 1975, sekitar 97 orang manusia perahu Vietnam tiba di Indonesia. Sedangkan menurut laporan PBB tahun 1979, ada 43.000 manusia perahu sudah masuk Indonesia. Mekanisme penyaringan pencari suaka kala itu belum ada. Tetapi secara otomatis, status para manusia perahu masuk sebagai pengungsi prima facie (pertama kali) dan beberapa bentuk perlindungan. (detiktravel.com)

Mereka membangun pemukiman-pemukian, lengkap dengan fasilitas hidup bersosial seperti Sekolah Restoran, Rumah Sakit, Vihara dan Gereja sebagai tempat ibadahnya. Kapal pengungsi yang dulu digunakan untuk berlayar juga masih bisa kita temukan disana. Para pengungsi ini tinggal di pulau Galang selama bertahun-tahun, hingga pada suatu saat sebagian dari para pengungsi tersebut terjangkit sebuah virus yang terkenal dengan Vietnam Rose. Virus tersebut menyebabkan ratusan para pengungsi meninggal dunia. Hingga mereka juga membuat taman pemakaman di Kamp Vietnam.(batamogura.com)

Pada Mei 1979, diselenggarakan Pertemuan para Menlu seluruh ASEAN. Dari kesepakatan itu, semua biaya akomodasi pengungsi di Indonesia menjadi tanggunan UNHCR. Maka setelahnya, dibangunlah kamp-kamp pengungsian di Pulau Galang. Hingga beberapa tahun setelahnya, jumlah manusia perahu di Pulau Galang terus bertambah. Apalagi, kala itu manusia perahu yang ke Malaysia ditolak karena kebijakan pengalihan jurusan, sehingga jumlah manusia perahu di Pulau Galang meningkat hingga 16.500. Manusia perahu di Pulau Galang pun hidup hampir dua dekade. (detiktravel.com)

Hingga pada tahun 1994, pemerintah berupaya untuk kembali mengosongkan pulau tersebut. Pengosongan pulau tersebut dilakukan secara bertahap. Mereka dikembalikan melewati jalur udara dan laut, namun ada juga yang pergi merantau ke Negara lain. Setelah kepergian mereka, tempat ini menjadi kosong selama bertahun-tahun. Masih banyak sisa-sisa kamp orang-orang Vietnam yang masih berdiri kokoh. Dengan bangunan-bangunan tempat ibadah seperti mushola, vihara dan gereja yang masih ada hingga sekarang. Selain tempat ibadah, di kampung Vietnam juga terdapat pemakaman yang digunakan para pengungsi untuk menguburkan orang-orang yang telah meninggal. Ada juga penjara yang bangun untuk memenjarakan orang-orang yang bertindak kriminal.

Menurut cerita, ada seorang wanita bernama Tinh Nham Laoi  yang bunuh diri karena tak kuat menahan malu. Hal ini dikarenakan ia di perkosa oleh 7 orang pengungsi secara brutal. Sehingga dibuatlah tugu bernama Humanity Statue yang didirikan pengungsi lainnya untuk mengingat musibah yang memilukan. Konon sering terjadi hal-hal menyeramkan di tempat terjadinya bunuh diri tersebut, diganggunya pengunjung oleh hantu wanita dan mendengar rintihan , tangisan dan tawa. Sesuatu yang kelam pernah terjadi di kampung Vietnam, mulai dari pemerkosaan, penyiksaan, bunuh diri, dan juga karena pernah terjadi wabah Vietnam Rose. Tidak semua tempat wisata disini menyeramkan, karena kita dapat menikmati keindahan pantai melur. Pantai melur adalah pantai dengan pasir yang halus, dan kini telah tersedia wahana permainan air seperti speed boat dan banana boat.

Demikianlah gambaran singkat tentang kampung Vietnam yang ada di pulau Galang kota Batam. Kita dapat menambah wawasan kita ketika pergi kesana, dimana terdapat sejarah bahwa kita adalah bangsa yang mengedepankan kemanusiaan. Tentunya kita juga akan mendapatkan informasi-informasi bersejarah lainnya yang dapat kita ceritakan. Dan katanya disini akan dijadikan Rumah Sakit untuk menampung pasien yang terkena Covid-19.

III.           Rumah Limas Potong

Rumah limas potong berada di Kampung Melayu Kelurahan Batu Besar Kecamatan Nongsa Kota Batam. Disebut rumah limas potong karena bentuk atap rumasnya yang berbentuk limas seperti dipotong. Rumah ini dibangun oleh Haji Abdul Karim atas permintaan Haji Sain pada bulan November tahun 1959. Rumah ini merupakan rumah adat melayu yang masih bertahan hingga sekarang di kota Batam. Rumah limas potong ini diresmikan sebagai peninggalan Raja Nong Isa pada tanggal 10 November 2011 oleh walikota Batam Ahmad Dahlan ketika peringatan Hari Pahlawan.(batamtoday.com)

Ketika kita memasuki rumah ini kita akan sejumlah foto bertajuk sejarah yang memamerkan aktivitas masyarakat Melayu di daerah tersebut puluhan tahun lalu. Ada pula sebuah foto beberapa pria menggenggam sejumlah dokumen sambil berjalan tersenyum di atas sebuah jembatan. Itulah foto yang diambil ketika pusat pemerintahan kecamatan pertama di Batam pindah dari Pulau Buluh ke Belakang Padang. Foto lainnya bercerita tentang warga yang bermain-main di tanah lapang. Ada pula foto wajah seorang guru agama bernama Haji Muhammad Nur, yang sangat dihormati masyarakat setempat. Guru agama ini berkontribusi besar dalam membangun akhlak anak-anak sekitar. Seluruh foto hitam putih itu merupakan memori sejarah yang tak terlupakan.(sindonews.com)

Itulah beberapa yang menjadi tempat bersejarah di kota Batam yang dapat kunjungi sebagai tempat untuk menambah wawasan tentang sejarah yang ada di kota Batam. Jika kita berbicara tentang tempat wisata di kota Batam maka kita akan banyak tempat-tempat indah yang dapat kita kunjungi. Tapi jika kita ingin berwisata sekaligus menambah wawasan maka tempat-tempat tersebut dapat dijadikan tujuan ketika kita pergi kesana. 

Penulis : Rizky Arisandi

Penyunting : Argha Sena

Sumber :  sindonews.com, batamtoday.com, batamogura.com, detiktravel.com, 

0 komentar:

Posting Komentar