F Asal-Usul Suku Batak! Legenda Turun dari Langit hingga Keturunan Israel Kuno! ~ PEGAWAI JALANAN

Senin, 05 April 2021

Asal-Usul Suku Batak! Legenda Turun dari Langit hingga Keturunan Israel Kuno!



Suku Batak adalah salah satu suku yang cukup terkenal di Indonesia, hal ini karena ciri khas dari intonasi suara yang tinggi. Suku batak juga telah banyak tersebar ke seluruh penjuru Indonesia, sama seperti suku jawa yang tersebar di banyak daerah. Suku Batak banyak mendiami daerah Sumatra Utara dengan banyak marga yang lebih dari dua ratus. Mengulas lebih jauh tentang Suku Batak, asal usul tentang Suku Batak sangat sulit ditelusuri karena minimnya peninggalan sejarah yang mengulas tentang Suku ini. Berikut adalah beberapa pendapat tentang asal-usul Suku Batak yang dapat kita jadikan referensi untuk menambah wawasan.

Pada umumnya orang Batak percaya kalau Siraja Batak diturunkan langsung di Pusuk Buhit. Siraja Batak kemudian membangun perkampungan di salah satu lembah gunung tersebut dengan nama Sianjur Mula-mula Sianjur Mula Tompa yang masih dapat dikunjungi sampai saat ini sebagai model perkampungan pertama. Letak perkampungan itu berada di garis lingkar Pusuk Buhit di lembah Sagala dan Limbong Mulana. Ada dua arah jalan daratan menuju Pusuk Buhit. Satu dari arah Tomok (bagian Timur) dan satu lagi dari dataran tinggi Tele.(kompasiana.com.

Pusuk Buhit dikenal sebagai tempat tertinggi yang sakral serta dipercaya sebagai tempat munculnya Mulajadi Na Bolon (dewa yang maha esa). Menurut orang Batak menampakkan diri pertama kalinya. Di sini pula, menurut warga sering didatangi oleh orang-orang yang ingin mengambil dan belajar ilmu tertentu.(boombastis.com)

Menurut versi ahli sejarah Batak mengatakan bahwa si Raja Batak dan rombonganya berasal dari Thailand yg menyeberang ke Sumatera melalui Semenanjung Malaysia dan akhirnya sampai ke Sianjur Mula mula dan menetap disana. Sedangkan dari prasasti yang ditemukan di Portibi bertahun 1208 dan dibaca oleh Prof.Nilakantisari seorang Guru Besar ahli Kepurbakalaan yang berasal dari Madras, India menjelaskan bahwa pada tahun 1024 kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus. Pasukan dari kerajaan Cola kemungkinan adalah orang-orang Tamil karena ditemukan sekitar 1500 orang Tamil yg bermukim di Barus pada masa itu.Tamil adalah nama salah satu suku yg terdapat di India.

Jika diulas lebih lanjut, Raja Sisingamangaraja ke-XII diperkirakan keturunan si Raja Batak generasi ke-19 yang wafat pada tahun 1907 dan anaknya si Raja Buntal adalah generasi ke-20. Dari kesimpulan tersebut, kemungkinan besar leluhur dari si Raja batak adalah seorang pejabat atau pejuang kerajaan Sriwijaya yang berkedudukan di Barus karena pada abad ke-12 yang menguasai seluruh nusantara adalah kerajaan Sriwijaya di Palembang.

Akibat dari penyerangan kerajaan Cole ini maka diperkirakan leluhur si Raja Batak dan rombongannya terdesak hingga ke daerah Portibi sebelah selatan Danau Toba dan dari sinilah kemungkinan yang dinamakan si Raja Batak mulai memegang tampuk pemimpin perang, atau bisa jadi si Raja Batak memperluas daerah kekuasaan perangnya sampai mancakup daerah sekitar Danau Toba, Simalungun, Tanah Karo, Dairi sampai sebahagian Aceh dan memindahkan pusat kekuasaanya di daerah Portibi di sebelah selatan Danau Toba.

Pada akhir abad ke-12 sekitar tahun 1275 kerajaan Majapahit menyerang kerajaan Sriwijaya sampai ke daerah Pane, Haru, Padang Lawas dan sekitarnya yang diperkirakan termasuk daerah kekuasaan si Raja Batak. Serangan dari kerajaan Majapahit inilah diperkirakan yang mengakibatkan si Raja Batak dan rombonganya terdesak hingga masuk ke pedalaman di sebelah barat Pangururan di tepian Danau Toba, daerah tersebut bernama Sianjur Mula Mula di kaki bukit yang bernama Pusuk Buhit, kemudian menghuni daerah tersebut bersama rombongannya.

Terdesaknya si Raja Batak oleh pasukan dari kerajaan Majapahit kemungkinan erat hubungannya dengan runtuhnya kerajaan Sriwijaya di Palembang karena seperti pada perkiraan di atas si Raja Batak adalah kemungkinan seorang Penguasa perang di bawah kendali kerajaan Sriwijaya. Sebutan Raja kepada si Raja Batak bukanlah karena beliau seorang Raja akan tetapi merupakan sebutan dari pengikutnya atau pun keturunannya sebagai penghormatan karena memang tidak ada ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya sebuah kerajaan yang dinamakan kerajaan Batak.(kompasiana.com)

Menurut Guru Besar Sosiologi-Antropologi Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak dalam makalahnya berjudul “Orang Batak dalam Sejarah Kuno dan Moderen” dalam seminar yang digagas DPP Kesatuan Bangso Batak Sedunia (Unity Of Bataknese In The World) di Medan beberapa waktu lalu, dengan menghadirkan Dr Thalib Akbar Selian MSc (Lektor Kepala/Research Majelis Adat Alas Kabupaten Aceh Tenggara), Drs S Is Sihotang MM (mantan Bupati Dairi), dan Nelson Lumban Tobing (Batakolog asal Universitas Sumatera Utara).



Dari sejumlah fakta dan hasil penelitian yang dilakukan Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak, mulai dari dataran pegunungan di Utara Tibet, Khmer Kamboja, Thailand, hingga Tanah Gayo di Takengon, Aceh, ternyata nenek moyang Bongso Batak menurutnya berasal dari keturunan suku Mansyuria dari Ras Mongolia. Nenek moyang orang Batak berasal dari keturunan suku Mansyuria (Manchuria) yang hidup di daerah Utara Tibet sekitar 7.000 tahun lalu. Pada masa itu, nenek moyang orang Batak diusir oleh suku Barbar Tartar dari tanah leluhurnya di Utara Tibet. Pengusiran itu menyebabkan suku Mansyuria bermigrasi ke pegunungaan Tibet melalui Tiongkok (China). Dari peristiwa migrasi di pegunungan Tibet tersebut dapat ditemukan sebuah danau dengan nama Toba Tartar. Suku Mansyuria memberikan nama danau itu untuk mengenang peristiwa pengusiran mereka oleh suku Barbar Tartar.

Setelah dari pegunungan Tibet, suku Mansyuria turun ke Utara Burma atau perbatasan dengan Thailand. Di sini, suku Mansyuria meninggalkan budaya Dongson. Yakni sebuah kebudayan asli suku bangsa ini yang mirip dengan budaya Batak yang ada sekarang ini. Tak bertahan lama di wilayah itu, suku Mansyuria yang terus dikejar-kejar suku Barbar Tartar kembali bergerak menuju arah Timur ke Kamboja, dan ke Indocina. Dari Indocina, suku Mansyuria berlayar menuju Philipina, kemudian ke Sulawesi Utara, atau Toraja (ditandai dengan hiasan kerbau pada Rumah Adat Toraja). Kemudian mereka turun ke Tanah Bugis Sulawesi Selatan (ditandai dengan kesamaan logat dengan orang Batak), dan mengikuti angin Barat dengan berlayar ke arah Lampung di wilayah Ogan Komering Ulu, dan akhirnya naik ke Pusuk Buhit, Danau Toba.

Saat berlayar dari Indocina, sebagian suku Mansyuria melewati Tanah Genting Kera di Semenanjung Melayu. Dari sini, mereka berlayar menuju Pantai Timur Sumatera, dan mendarat di Kampung Teluk Aru di daerah Aceh. Dari Teluk Aru ini, suku Mansyuria yang terus bermigrasi itu naik ke Tanah Karo, dan kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai ke Pusuk Buhit.

Penerus keturunan suku Mansyuria yang kemudian menjadi nenek moyang orang Batak ini terus berpindah-pindah karena mengikuti pesan dari para pendahulunya bahwa untuk menghindari suku Barbar Tartar, maka tempat tinggal harus di wilayah dataran tinggi. Tujuannya agar gampang mengetahui kehadiran musuh. Fakta ini diketahuinya dan dibuktikan langsung melalui penelitian bersama dua rekannya dari Belanda dan Thailand. Pembuktian tentang asal usul nenek moyang orang Batak juga diperkuat melalui sejumlah literatur. Antara lain, Elizabeth Seeger, Sejarah Tiongkok Selayang Pandang, yang menegaskan nenek moyang orang Batak dari Suku Mansyuria, dan Edmund Leach (Rithingking Anhtropology ) mempertegas hubungan vertikal kebudayaan Suku Mansyuria dengan Suku Batak.(harmoni.or.id)

Selain pendapat-pendapat tersebut, adapula yang mengatakan bahwa suku Batak merupakan keturunan Israel Kuno. Dalam pendapatnya, mengatakan bahwa suku Batak memiliki kesamaan dengan Israel Kuno. Dalam tulisannya mengatakan bahwa semua berawal ketika Israel terpecah menjadi 2 bagian, dimana Israel yang kala itu memiliki 12 suku. Suku-suku yang terbagi ini kemudian mulai melakukan perjalanan ke arah timur hingga salah satunya tiba di Sumatera.(oborkeadilan.com)

Itulah beberapa pendapat mengenai asal-usul Suku Batak yang kini dapat kita temui sukunya disetiap daerah. Bahkan telah dilakukan penelitian bahwa suku Batak memang masih memiliki hubungan dengan Thailand. Namun semua kembali lagi kepada masyarakat yang meyakini asal-usul suku Batak, apakah memang berasal dari Indonesia atau dari tempat lain yang kemudian menetap di Indonesia. Namun yang pasti saat ini adalah suku Batak merupakan salah satu Suku yang di miliki Indonesia dengan ciri khasnya. Telah menjadi satu dengan Indonesia yang memiliki banyak keberagaman suku dan budaya.


Penulis       : Riskyrkito

Editor        : Argha Sena

Referensi  :  boombastis.com, harmoni.or.id, kompasiana.com, oborkeadilan.com



0 komentar:

Posting Komentar