F Peradaban Tertua di Dunia!! Situs di Gunung Padang yang Dapat Mengubah Peradaban Dunia!! ~ PEGAWAI JALANAN

Senin, 05 April 2021

Peradaban Tertua di Dunia!! Situs di Gunung Padang yang Dapat Mengubah Peradaban Dunia!!



Indonesia merupakan negara yang menakjubkan, mulai dari keindahan alam, keanekaragaman suku, kekayan alam, bahkan hingga misteri Indonesia yang masih menjadi perdebatan. Misteri tentang Indonesia diantaranya adalah tentang pernyataan Arysio Santos, profesor teknik nuklir dari Universitas Federal Minas Gerais Brazil yang mengatakan bahwa Indonesia adalah atlantis yang hilang. Selain itu, KH. Fahmi Basya seorang perintis Dzikru Lil Alamien (DLA) juga mengatakan bahwa Indonesia adalah negeri Saba pada masa Nabi Sulaiman, serta beberapa peneliti yang mengatakan bahwa Indonesia adalah peradaban tertua setelah ditemukannya situs di Gunung Padang.

Penemuan Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, cukup mengejutkan berbagai kalangan masyarakat, khususnya para peneliti arkeologi. Pasalnya, berdasarkan penelitian, situs ini diperkirakan berusia sekitar 13.000 tahun SM. Jika memang situs di Gunung padang berusia hingga 13000 tahun SM, maka hal ini dapat mengubah peta peradaban dunia. Pasalnya, peradaban Mesopotamia dan Pyramid Giza di Mesir, yang selama ini dipercaya sebagai peradaban tertua di dunia. Perkiraan usia Piramida di Mesir adalah 2500-3000 tahun SM, dan peradaban Mesopotamia sekitar 3000-4000 tahun SM. Kedua peradaban ini di anggap sebagai peradaban tertua hingga saat ini, dan jika memang usia situs Gunung Padang adalah sekitar belasan ribu tahun lalu tentu peradaban tertua berada di Indonesia.

Penelitian mengenai Situs Gunung Padang dilakukan sejak November 2011. Setelah diteliti selama hampir dua tahun, diketahui bahwa Situs Gunung Padang bukanlah sebuah situs yang sederhana, melainkan sebuah monumen yang sangat besar. Situs ini diperkirakan luasnya mencapai 10 kali luas Candi Borobudur di Jawa Tengah. Koordinator Tim Peneliti Mandiri Terpadu Gunung Padang, Prof. Danny Hilman Natawidjaja mengatakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini terlihat bahwa susunan batu pada Situs Gunung Padang sudah cukup maju.

Susunan batu tersebut mirip dengan teknologi Situs Machu Pichu di Peru. Menurut Danny, yang lebih mengejutkan dari penemuan Situs Gunung Padang ini yaitu umur susunan batu yang berbeda-beda dari setiap lapisannya. Lapisan teratas berumur lebih muda, yaitu 500 tahun Sebelum Masehi, ada pula lapisan yang berumur 7.000 tahun Sebelum Masehi. Bahkan, jika dihitung hingga lapisan terbawah, Situs Gunung Padang diperkirakan usianya sekitar 13 ribu tahun.

Hasil pengeboran tim Peneliti Bencana Katastropik Purba (BKP) menunjukkan pada kedalaman hingga 20 meter ditemukan jejak hasil buatan manusia. Situs megalitik Gunung Padang di Cianjur, yang diperkirakan dibangun pada 1500-1000 sebelum masehi, adalah situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara dan merupakan contoh bangunan masa prasejarah punden berundak dalam skala besar.

Megalitikum adalah suatu kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan-bangunan dari batu-batu besar. Batu-batu tersebut diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca adalah berbagai hasil terpenting dari kebudayaan megalitikum. Situs Gunung Padang, yang ditemukan pada 1979 oleh penduduk setempat, dinilai memiliki informasi luar biasa mengenai peradaban Indonesia ribuan tahun lalu.

Situs megalitikum Gunung Padang tidak dibangun pada satu era. Tapi struktur tersebut dibangun berkelanjutan dalam tiga masa dari 8.000 SM hingga 1.000 SM.  Lapisan tertua yang berusia 10 ribu tahun tertimbun di bawah tanah. Sementara lapisan termuda berusia 3.000 tahun. Peneliti menyebut anehnya struktur bangunan candi ini seperti sengaja disamarkan. Seperti sengaja ditimbun menggunakan tanah dan didirikan megalith sederhana di atasnya. Penelitian tersebut juga mengungkap kalau mereka telah melakukan berbagai studi untuk membuktikan bahwa ada struktur dibawah situs megalitikum itu. Studi melibatkan berbagai ahli studi yang lengkap. Mereka juga sudah melakukan enam pengeboran sedalam 30 meter dan penggalian 11 meter.

Diyakini, bangunan tersebut dahulunya adalah tempat peribadahan zaman kerajaan Pajajaran. Hasil pengeboran tim Peneliti Bencana Katastropik Purba (BKP) menunjukkan pada kedalaman hingga 20 meter ditemukan jejak hasil buatan manusia. "Dicurigai ada tiga titik dimana ada ruangan yang kemungkinan berisi dokumen. Salah satunya berukuran hingga 10 kali 20 m. Dari hasil pengeboran 1-20 m kami melakukan tes carbon dating yang menunjukkan pondasi telah ada sejak tahun 4700 sebelum masehi, " kata Dr. Danny Hilman dari Geotek, LIPI.

Selain Dr. Danny, Ketua Exploration Think Tank Indonesia (ETTI), Dr. Andang Bachtiar, mengatakan memang terdapat harta karun yang tersimpan di situs tersebut. "Ilmu adalah harta karunnya. Kita dibilang masih zaman batu saat zaman kekaisaran Romawi. Katanya baru setelah letusan Krakatau di abad IV, masyarakat kita menetap dan membuat kerajaan. Masa sih sebelum itu tidak ada apa-apa , " kata Dr Andang.

Kemungkinan besar bencana besar masa lalu yang menyebabkan peradaban prasejarah Indonesia terus-terusan musnah. Hipotesisnya adalah, ketika ada peradaban dan sudah maju, dihajar oleh bencana tsunami atau gunung meletus sehingga peradaban tersebut musnah, maka muncul kembali dan mulai dari nol kemudian hal serupa terjadi lagi. Hal ini tidak mengherankan karena Indonesia adalah rumah dari ratusan gunung api dan tercatat sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Terlebih lagi, posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia lebih rentan terhadap berbagai bencana alam.

Pendapat lain juga dikemukakan bahwa ada peradaban tua yang pernah ada di situs Gunung Padang. Itu dibuktikan dengan penemuan logam, gerabah, dan cara mereka menyusun batuannya. Strukturnya memang kelihatan sederhana, namun efektif menahan bencana tanah longsor maupun gempa bumi.

Sementara keberadaan batu-batu berjenis columnar joint yang terpotong rapi di sekitar puncak Gunung Padang mengisyaratkan bahwa manusia pada masa itu sudah mengenal teknologi memotong batu, dan juga memindahkannya ke puncak bukit. Batu-batu itu, menurut para peneliti, bukan berasal dari Gunung Padang, melainkan dipotong-potong menjadi sedemikian rupa dan diangkut oleh manusia dari kawasan luar Gunung Padang ke puncak bukit.




Selain mengisyaratkan keberadaan peradaban maju, para peneliti juga menyatakan bahwa konstruksi situs Gunung Padang memang menyerupai piramida. Namun tidak seperti piramida yang selama ini kita kenal. Ditinjau dari segi arsitektur, Gunung Padang mempunyai model yang serupa dengan model arsitektur Candi Borobudur. Hal itu karena Gunung Padang maupun Candi Borobudur dibangun dengan cara memodifikasi struktur perbukitan. Keduanya sama-sama dibentuk melalui batu-batu yang disusun dan ditempel serupa konstruksi piramida yang disebut Piramida Tangga. Bedanya, situs Gunung Padang dibangun jauh lebih awal ketimbang Candi Borobudur. Jika Candi Borobudur dibangun sekitar abad ke-7, pada masa Kerajaan Medang atau Mataram Kuno, Gunung Padang dibangun oleh peradaban manusia di sekitar era megalitikum.


Berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Dr. Ali Akbar, peneliti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Bambang Budi Utomo menganggap situs Gunung Padang tak serta merta menunjukkan keberadaan peradaban manusia kuno yang usianya lebih tua dibanding peradaban di Mesir maupun Mesopotamia. ”Penelitian pertama di Gunung Padang itu dilakukan oleh Pusat Arkeologi Nasional pada tahun 1979. Kesimpulan dari penelitian itu adalah Gunung Padang merupakan situs megalit. Di Indonesia itu, usia tertua bangunan megalit paling lama berusia 600 masehi. Itu paling tua. Lebih dari itu tidak ada. Jadi tidak benar kalau usia Gunung Padang disebut ribuan tahun sebelum masehi itu,” kata Bambang Budi Utomo.

Mengenai batu-batu columnar joint yang terpotong rapi di puncak Gunung Padang, Bambang menyatakan bahwa batu-batu itu bukan dipotong oleh manusia, melainkan terpotong-potong oleh proses alami. “Gunung Padang itu sesungguhnya gunung api yang sudah mati. Batu-batu columnar joint itu, kebetulan bentuknya berfaset-faset, dan karena proses alamiah menjadi patah. Oleh orang pra-sejarah, katakanlah 600 masehi itu, itu dimanfaatkan sebagai bangunan pemujaan. Jadi semula batuan itu alami, kemudian dimanfaatkan untuk bangunan punden berundak,” ujarnya.

Dengan begitu, ia menyatakan tidak benar bahwa manusia di sekitar Gunung Padang mempunyai peradaban yang lebih tua dan lebih maju dibanding peradaban Mesir atau Mesopotamia. Ia juga menyanggah situs Gunung Padang disebut sebagai piramid. Menurutnya, Indonesia tidak memiliki budaya piramid di masa lampau.


Perbedaan pendapat bagi para peneliti adalah wajar, karena mereka tidak hanya melihat dari satu aspek dalam menentukan. Situs pada Gunung padang memang masih menjadi perdebatan, jika benar bahwa situs pada Gunung Padang adalah peradaban tertua maka sejarah akan berubah. Namun semua perlu dibuktikan dan bukan hanya sebatas hipotesa semata. Jika benar situs di Gunung padang berusia sekitar 13.000 tahun SM maka hipotesa Arysio Santos menjadi terbuka. Hal ini dikarenakan keberadaan atlantis kala itu yang dikemukakan Plato yang mengatakan bahwa peradaban Atlantis ada di masa 11000 SM. Pada pemerintahan Presiden SBY, proyek pemugaran situs Gunung Padang telah dilakukan dari tahun 2011. Namun semenjak berakhirnya pemerintahan Presiden SBY, pemugaran situs tak lagi berlanjut. Keadaannya pun menjadi terkatung-katung, dan kurang diperhatikan. Padahal merupakan warisan Indonesia yang besar, bukan hanya untuk ilmu pengetahuan, tapi bisa menjadi ikon pariwisata.

 

 

Penulis            : Riskyrito

Editor              : Argha Sena

Referensi        : cnnindonesia.com

                          kompasiana.com

                          kumparan.com

                          lipi.go.id

                          merdeka.com

                          voaindonesia.com

0 komentar:

Posting Komentar