F MASIH MENJADI MISTERI SIAPA DALANG DI BALIK PEMBANTAIAN KYAI DI BANYUWANGI!!! ~ PEGAWAI JALANAN

Minggu, 30 Januari 2022

MASIH MENJADI MISTERI SIAPA DALANG DI BALIK PEMBANTAIAN KYAI DI BANYUWANGI!!!

 

Bagi masyarakat di luar pulau Jawa mungkin tidak pernah mendengar tragedi ini, dimana banyak korban berjatuhan. Tragedi pembantaian di Banyuwangi tahun 1998 adalah peristiwa pembantaian terhadap orang-orang yang di duga dukun santet. Kejadian pembantaian ini bermula pada bulan februari tahun 1998, awalnya banyak orang menduga ini hanya kasus pembunuhan biasa karena belum banyaknya korban yang berjatuhan. Namun dari sinilah awal rentetan pembunuhan yang berujung pada pembantaian orang-orang yang dikira dukun santet. Kasus demi kasus ditemukan, yang awalnya menduga hanya dukun santet, berubah menjadi pembunuhan kiyai-kiyai, guru mengaji, dukun suwuk (penyembuh), dan tokoh-tokoh masyarakat.


Tragedi Pembantaian   

Pemerintah daerah Banyuwangi mulai secara serius menangani pembunuhan berantai ini. Bupati Banyuwangi saat itu, Kolonel Polisi (Purn) HT. Purnomo Sidik memerintahkan seluruh jajaran aparat pemerintahan mulai dari Camat hingga Kepala Desa untuk mendata warga yang dicurigai memiliki ilmu supranatural untuk dicatat, dan selanjutnya melakukan pengamanan terhadap warga tersebut. Radiogram ini kembali dikeluarkan pada bulan September, sebagai penegasan radiogram sebelumnya. Namun tidak ada yang menduga, bahwa radiogram ini membuat pembantaian semakin meluas dan semakin banyak korban yang berjatuhan. Radiogram yang berisi catatan orang yang di duga memiliki kekuatan supranatural dikabarkan bocor kepada orang-orang yang melakukan pembantaian. Pada akhirnya pembunuhan berantai ini memakan korban 2 hingga 9 orang dalam sehari. Karena hal ini banyak masyarakat yang mencurigai bahwa pembantaian ini dilakukan oleh anggota TNI dan radiogram yang dikirim bupati disangkutpautkan untuk mendata orang-orang yang akan dibunuh. Namun hingga kini kecurigaan tersebut tidak memiliki bukti yang kuat.

Pembantaian semakin mencekam dengan kemunculan oknum-oknum berpakaian hitam tertutup, yang kemudian disebut Ninja. Ninja tersebut memakai pakaian serba hitam dan kedapatan memakai handy-talky dalam beroperasi. Ada dua versi mengenai ninja ini. Ada yang menyebutkan bahwa ninja tersebut adalah orang yang hanya berkostum hitam dan membawa senjata, sedangkan yang lain menceritakan bahwa sosok ninja yang mereka lihat adalah seperti ninja di Jepang dan mampu bergerak ringan melompat dari sisi ke sisi yang tidak akan bisa dilakukan oleh manusia biasa. Mereka sangat terlatih dan sistematis. Saat itu, yang terjadi adalah listrik tiba-tiba mati dan sesaat kemudian terdapat seseorang yang sudah meninggal karena dibunuh. Korban yang dibunuh akan mati mengenaskan dengan kondisi tercabik, patah tulang ataupun kepala pecah. Tak hanya sampai disitu, banyak pula korban yang diseret, dikalungi tali, kemudian dipukuli hingga tewas.

Sungguh sadis yang mereka lakukan. Gerombolan datang dengan kostum ninja. Memadamkan lampu. Menggedor dan mendobrak pintu. Lalu menyeret korban. Mereka aniaya, pukuli, seret, dan bunuh ramai-ramai. Setelah korban sekarat mereka berteriak-teriak hingga masyarakat berhamburan keluar, lalu mereka pergi menghilang. Orang-orang muslim laki perempuan tua renta mereka bantai dengan sadis. Bahkan ada seorang korban yang dibunuh di masjid sedang shalat tahajjud! Dengan peristiwa itu, kini kaum muslimin di Banyuwangi yang biasanya shalat tahajjud di mushalla tak berani lagi. Bahkan shalat tahajjud di dalam rumah saja mereka tak berani lantaran untuk wudlu mereka harus keluar rumah.

 

Ketakutan yang ditimbulkan dari rentetan teror oleh Ninja, hingga menyebabkan kepanikan masal saat itu di Banyuwangi. Masyarakat Banyuwangi memilih tidur di teras rumah, dan warga bergantian berjaga di kampung-kampung. Mereka mempersenjatai diri dengan alat seadanya. Berminggu-minggu masyarakat Banyuwangi tidak dapat tidur dengan tenang, ditambah lagi Indonesia kala itu juga sedang mengalami krisis. Lama-kelamaan, para Ninja juga mulai meneror di siang hari dan tak segan melakukan pembunuhan. Bahkan, banyak yang mengatakan bahwa Ninja bisa terbang dan meloncat dari rumah ke rumah. Malam harinya, loteng-loteng rumah seolah olah digedor-gedor dengan bunyi yang mengerikan. Postur tubuh para Ninja yang berbadan tegap dan besar, menambah kesan intimidasi. Polisi sendiri dianggap kesulitan mengatasi aksi Ninja, hingga para warga kemudian memilih mengungsi di tempat yang lebih aman.


Laporan Sementara Kasus Santet Banyuwangi-Kesaksian Tragedi Banyuwangi. Tim Pencari Fakta, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jatim. November 1998.
Kasus yang terjadi di bulan Juli memakan korban hanya kisaran 5 orang. Di bulan berikutnya, Agustus meningkat menjadi 47 kasus dan dua kali lipat meningkat kembali pada bulan September, yakni 80 kasus. Kasus-kasus pembunuhan misterius semacam ini pada bulan-bulan berikutnya ternyata tak hanya terjadi di Banyuwangi. Berbagai kota ikut menyusul. Sempat juga terjadi di Jember, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso, dan di tiga kabupaten di Madura, yakni Sumenep, Sampang, dan Pamekasan.

Berdasarkan data yang diperoleh Tim Pencari Fakta NU dan Polisi, jumlah korban tewas yang ditemukan pada masing-masing kota itu, bila diakumulasi semuanya ada 253 orang. Yakni, 143 orang di 18 kecamatan di Banyuwangi; 55 orang di 14 kecamatan di Jember; 11 orang di Pasuruan; 2 orang di Sitobondo; 3 orang di Bondowoso; 23 orang di Sumenep; 6 orang di Sampang; dan 5 orang di Pamekasan.

Di antara banyaknya jumlah korban itu, di dalamnya terdapat orang-orang NU yang sebagian di antara mereka berlatarbelakang guru ngaji. Salah satunya seperti korban di Banyuwangi. Di antara 143 orang, 83 orang di dalamnya adalah warga NU. Mendapatkan berita tersebut, banyak para kyai akhirnya merapatkan barisan. Isu ‘pun berkembang, dari yang awalnya hanya “pembunuhan terhadap tukang santet”, menjadi isu baru, yakni “adanya ninja” yang targetnya bukan hanya tukang santet, melainkan juga para kyai.

Akhirnya, situasi saat itu semakin runyam. Banyaknya korban yang berjatuhan dan isu “ninja” yang terus digulirkan menyita perhatian berbagai media nasional. Kasus-kasus itu menjadi trending topic dan viral. Sehingga tak lagi hanya menjadi kasus lokal.

Pada akhir Oktober 1998, Polri ‘pun ikut membentuk Tim Anti-Ninja. Masyarakat ‘pun semakin histeria, terutama yang berada di Jawa Timur. Begitu takutnya sama ninja, masyarakat Jawa Timur mencurigai setiap pendatang asing. Di Malang, 24 Oktober pernah terjadi kasus mengerikan tepatnya di Kecamatan Godanglegi. Hari itu, ada lima orang asing yang datang ke kecamatan itu. Karena dicurigai ninja, akhirnya lima orang itu dibantai massa. Di antara kelimanya, ada yang dibakar, dipenggal, dan lalu diarak mengelilingi kota. Padahal, kelima orang itu identitas sebenarnya belum diketahui.

 

Dugaan dalang Pembantaian


Selain isu “ninja” yang pernah juga mencuat ke permukaan adalah isu tentang “orang gila”. Masih pada bulan Oktober, di Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Warga di sana berhasil menangkap orang yang disebut ninja. Mereka menyerahkan orang itu ke kantor polisi. Tapi, kata Agus Supartomo, Ketua Tim Investigasi KOMPAK Surabaya, “di kantor polisi, orangnya berubah menjadi tua, dan cengar-cengir berlagak gila”. Padahal sebelumnya, orang yang ditangkap itu masih muda dan berbadan besar.

Berawal dari sini, masyarakat mulai curiga terhadap aparat. Bahwa, seolah-olah aparat ingin melindungi para ninja, walaupun tuduhan “ninja diganti orang gila itu” tak dapat dibuktikan. Tapi memang waktu itu tak sedikit orang yang mencurigai aparat sebagai dalang di balik kemunculan fenomena ninja. Terutama ketika lima oknum ABRI yang dicurigai ninja dan berhasil ditangkap warga.

Selain kecurigaan terhadap ABRI, ada juga kecurigaan lain. Yakni, kecurigaan bahwa di balik peristiwa mengerikan di Banyuwangi itu adalah PKI. Pernyataan semacam ini keluar dari seorang intelektual muslim yang sangat terkenal rasional saat itu, Nurchlish Madjid. Katanya, “Banyuwangi yang terletak di Jawa Timur bagian selatan termasuk basis PKI. Cerita itulah yang kemudian membentuk memori kolektif lalu membangkitkan semangat untuk melakukan pembalasan dendam. Usia rata-rata yang dibunuh di atas 60 tahun. Mungkin mereka sudah punya catatan tentang siapa yang harus dibalas.” (Gatra, Gerakan Politik-Membantai Dukun Santet, 17 Oktober 1998).” Kecurigaan seperti itu juga muncul dari K.H. Ma’ruf Amin yang waktu itu sedang memegang jabatan Rais Syuriah PBNU. “Secara fisik mereka sudah hancur, tetapi secara ideologis mereka masih ada,” katanya (Saiful Rahim, Merah Darah Santet di Banyuwangi, 1998).

Namun, soal kecurigaan terhadap PKI, Abdurrahman Wahid -yang akrab dipanggil Gus Dur yang waktu itu sedang menjabat Ketua PBNU- tak sejalan. Gus Dur tak menganggap bahwa dalang di balik peristiwa itu adalah PKI, melainkan Kabinet Reformasi. Menurutnya, operasi itu dilakukan secara terorganisir dan sistematis bahkan menyerupai Operasi Naga Hijau (Surya, Gus Dur: Ada Menteri Terlibat, 20 Oktober 1998). 

Katanya, “buktinya tak hanya terjadi di Jawa Timur, tapi merembet ke Jawa Tengah, dan bahkan Jawa Barat. Sasarannya ‘pun jelas. Meskipun mereka berdalih sasaran mereka adalah dukun santet, tapi kenyataannya yang menjadi sasaran adalah guru mengaji, kyai, dan sejenisnya.” (Saiful Rahim, Merah Darah Santet di Banyuwangi, 1998).”

Setelah 24 tahun kasus ini berlalu, masih menjadi misteri siapa yang menjadi dalang pembantaian ini tidak pernah terungkap. Komnas HAM sempat ingin membuka Kembali kasus ini untuk mengurai peristiwa itu, namun dari pihak-pihak lain menyarankan sebaiknya kasus ini ditutup saja. Mengingat karena kejadian ini banyak warga yang menjadi korban salah tangkap. Sampai saat ini pula dalang dari pembantaian ini masih belum ditemukan. Sebagai muslim tentu kita berduka karena banyak ulama, kiyai dan guru ngaji yang menjadi korban kebiadaban ini. Semoga kejadian seperti ini tidak pernah terulang lagi dinegara kita, biarkan negara kita menjadi negara yang aman, damai, maju dan sejahtera rakyatnya.

 

Referensi       

angelfire.com, detik.com, musabab.com, wikipedia.org, yukbanyuwangi.co.id

1 komentar:

  1. Casino, Slots & Live Dealer Review by DMS - DRMCD
    Read a 문경 출장안마 comprehensive casino review 서울특별 출장샵 with 통영 출장안마 detailed information about the games, payout percentages, games themes, and features of Casino, Slots, 충청남도 출장마사지 Live 계룡 출장안마 Dealer and

    BalasHapus