F PERANG SALIB III : PERANG TANPA DENDAM!!! ~ PEGAWAI JALANAN

Kamis, 09 Juni 2022

PERANG SALIB III : PERANG TANPA DENDAM!!!

 


Perang salib menjadi perang panjang antara kaum muslimin dan orang-orang nasrani. Pada awalnya, perang ini adalah perang agama antara Islam dan Kristen. Namun seiring berjalannya waktu, perang ini tidak lagi hanya berlandaskan agama. Saat kemenangan Shalahuddin Al-Ayyubi pada perang salib kedua, Shalahuddin berhasil merebut wilayah Jerusalem dari tangan pasukan Salib. Berita mengenai jatuhnya wilayah Jerusalem ke tangan pasukan Muslimin telah menyebar di daratan Eropa. Peristiwa ini kemudian memicu berkobarnya perang salib III yang berlangsung pada 1189 sampai 1192.

Saat raja Henry II meninggal dunia pada tahun 1189, kepemimpinan pasukan Inggris digantikan oleh Richard I, yang dikenal dengan julukan “Richard the Lion Heart”. Maka dari itu, Perang Salib III menjadi kisah tentang dua tokoh sejarah besar, yakni Shalahuddin Al-Ayyubi dan Richard The Lionheart. Selain menjadi perang berdarah antara umat islam dan Kristen, perang ini juga menjadi kisah persahabatan terselubung antara Richard The Lionheart sang pemimpin Pasukan Salib dan Shalahuddin Al Ayyubi sang pemimpin Muslimin.

Persahabatan antara Richard dan Shalahuddin sudah mulai terjalin saat Richard menyamar untuk mencari informasi. Richard memasuki Jerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Shalahuddin, mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Shalahuddin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi terkadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurut Richard, Shalahuddin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran.

Namun karena Paus Gregorius VIII mengeluarkan seruan terkenalnya yang disebut Bull Audita Tremendi, orang-orang Di seluruh Eropa sangat tersentuh akan maklumat Paus tersebut. Banyak yang tertarik untuk bergabung mengabdikan diri sebagai bagian dari Tentara Salib karena jaminan penebusan dosa yang ada dalam Bull Audita Tremendi. Selain itu, perang salib itu merupakan aliansi dari negara-negara eropa yang membuat Richard secara terang-terangan berdamai dengan umat muslim. Hal itu membuat perang salib III harus terjadi, persahabatan Shalahuddin dan Richard kemudian dilakukan secara tersembunyi.

Diceritakan pada masa perang Salib itu, ada seseorang yang cukup berpengaruh di pasukan Muslim. Tidak diketahui namanya, namun seseorang ini berusaha melakukan pemberontakan untuk menghancurkan Salahuddin. Orang ini berupaya melakukan negosiasi dengan Richard yang saat itu tengah mengepung benteng kaum muslimin. Dia ingin memberikan informasi tentang kelemahan benteng yang dijaga oleh kaum muslimin. Sebagai imbalannya, dia meminta agar dia tidak dibunuh jika kaum nasrani memenangkan peperangan. Namun sebelum dia berbicara tentang kelemahan benteng kaum muslimin, Richard lalu memenggal kepalanya kemudian mengirimkannya disertai sepucuk surat kepada Shalahuddin. Shalahuddin kemudian menerima kepala pengkhianat dan sepucuk surat yang berbunyi “Aku tidak ingin orang ini mengacaukan permainan kecil kita”.


Pertempuran antara Shalahuddin dan Richard berulang kali terjadi, terkadang dimenangkan oleh kaum muslimin dan kadang-kadang oleh kaum nasrani. Namun pada suatu ketika, saat kedua kubu telah saling berperang, Richard melihat gelagat pergerakan pedang Shalahuddin yang lain dari biasanya. Pada saat itu pedang sang pemimpin Muslim tumpul lantaran belum diasah. Tanpa basa-basi Richard menyuruh pasukannya untuk berhenti dan memberikan waktu sehari bagi Shalahuddin untuk mengasah pedangnya. Pertempuran hari itupun akhirnya ditunda, dan kedua kubu kembali ke kamp masing-masing dan berperang kembali dikeesokan harinya.

Pada saat akhir perang salib III, yaitu pertempuran Jaffa pada tahun 1992. Richard memutuskan untuk memimpin sendiri perang terhadap pasukan Muslim. Kala itu ia memimpin kavaleri tombak, pasukan berkuda elit pasukan Salib. Menghadapi pasukan Muslim Richard benar-benar sangat maksimal. Shalahuddin menyerang dengan kavalerinya, namun Richard menangkis mereka dengan tombak dan tembakan anak panah.

Kemudian Richard melakukan serangan balasan, semua ini terjadi dengan disaksikan oleh Shalahuddin. Hingga akhirnya terlihat sekali jika Richard kelelahan, dan kudanya saat itu sudah terluka. Sehingga kudanya tersebut seperti sudah tidak bisa dipaksa untuk bergerak lincah. Shalahuddin kemudian menyuruh pasukan berkudanya untuk menyerahkan dua ekor kuda yang masih segar kepada Richard. 

Pertempuran Jaffa, yang terakhir dari perang salib ketiga berakhir imbang. Shalahuddin mundur ke Jerusalem, meninggalkan Richard yang terserang demam karena kelelahan. Pada akhirnya, bukan kemenangan atau kekalahan yang mengakhiri perang Salib III, tetapi kelelahan belaka. Pertempuran ini berakhir dengan perjanjian damai antara kedua kubu. Richard yang jatuh sakit dan pasukannya yang kelelahan menyetujui perjanjian tersebut. Saat sedang sakit itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaik untuk mengobati Richard. Shalahuddin juga mengirimkan buah persik dan pir serta minuman sedingin es dari perbekalan saljunya dari Gunung Hermon.

Pada 2 september 1192, Richard menandatangani perjanjian Jaffa mengakhiri perang salib III, dan pada hari berikutnya Shalahuddin menandatangani perjanjian tersebut. Perang salib III akhirnya benar-benar selesai kala itu. Sekelompok kecil tentara salib melakukan kunjungan terakhir ke Jerusalem dimana Shalahuddin menerima mereka dan mengobrol dengan riang. Atas permintaan uskup, Shalahuddin mengizinkan empat orang wali gereja untuk melayani kebutuhan para peziarah Kristen di Jerusalem, Betlehem, dan Nazareth.

Itulah kisah persahabatan yang terjalin pada perang salib III antara Shalahuddin Al-Ayyubi dan Richard the Lion Heart. Meskipun mereka berdua sangat dekat dan saling menghormati, tapi dalam perang keduanya benar-benar maksimal. Bahkan keduanya berperang secara adil tanpa adanya kecurangan. Hal itu menyebabkan perang salib III menjadi perang tanpa dendam dan berakhir dengan perdamaian. Bahkan terjadi pernikahan monumental dengan Baitul Maqdis (Yerusalem) sebagai hadiah pernikahan. Saudara perempuan Richard The Lionheart dinikahkan dengan saudara Saladin, Malik al Adil. Peristiwa ini mengakhiri pertikaian antara Islam dan Kristen waktu itu.

Sumber Referensi :     boombastis.com

guru gembul channel

Shalahuddin Al-Ayyubi, John Man

0 komentar:

Posting Komentar