F SEJARAH NUSANTARA YANG DISEMBUNYIKAN BARAT!!! SEBARKAN BIAR GEN PENGEMBARA KALIAN BANGKIT!!! ~ PEGAWAI JALANAN

Minggu, 06 Februari 2022

SEJARAH NUSANTARA YANG DISEMBUNYIKAN BARAT!!! SEBARKAN BIAR GEN PENGEMBARA KALIAN BANGKIT!!!

Banyak dari kita pasti pernah mendengar lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, sebuah lagu yang menggambarkan bagaimana nenek moyang orang Indonesia selalu mengarungi lautan tanpa takut menerjang ombak. Karena sejak jaman prasejarah nenek moyang Indonesia memang dikenal sebagai pelaut yang Tangguh. Tidak mengherankan jika orang Indonesia telah berlayar hingga ke samudera Hindia. Bahkan dalam penelitian yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, pada 21 maret 2012 menyatakan bahwa orang Indonesia adalah nenek moyang penduduk Madagaskar. Ilmuwan asal Massey University di Selandia Baru, Murray Cox, melakukan analisis DNA orang Indonesia dan Madagaskar (disebut Malagasi). Dalam penelitiannya, Cox mengambil sampel DNA dari 2.745 orang Indonesia yang berasal dari 12 kepulauan serta 266 etnis Malagasi, terdiri dari Mikea, Vezo, dan Andriana Merina. Penelitian memfokuskan pada DNA Mitokondria yang diturunkan lewat ibu, jenis DNA yang terdapat di organel sel yang berfungsi menghasilkan energi. (Kompas.com)

Selain ke Madagaskar, nenek moyang kita telah dikenal Tangguh di lautan pada awal masehi telah berlayar ke China, Jepang, India, hinga Afrika untuk berdagang. Dari perdagangan ini orang Indonesia mendapat berbagai barang seperti logam mulia, perhiasan, kain, wangi-wangian, dan obat-obatan. Barang-barang tersebut ditukar dengan berbagai jenis rempah-rempah yang ada di Indonesia.

Menurut Prof. Oliver Molter “India dan China memiliki sedikit tradisi tentang berlayar. Kapal-kapal mereka hanya digunakan untuk menyusuri pantai dan sungai. Bahwa dalam hal hubungan perdagangan melalui laut antara Indonesia-China, juga antara China-India Selatan serta Persia-pada abad V-VII,terdapat indikasi bahwa bangsa China hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia. (Prof. Oliver Molter, Kemaharajaan Maritim Sriwijaya)

Orang-orang China baru bisa membuat kapal untuk mengarungi lautan sekitar abad ke-10 ketika masa dinasti Song. Dinasti Song adalah salah satu dinasti yang memerintah di Tiongkok antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Tiongkok diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Tiongkok pertama yang mendirikan angkatan laut. (id.Wikipedia.org)

Saat kita membaca sejarah tentang masuknya hindu ke indonesia diperkirakan sekitar awal abad ke-IV. Ditandai dengan berdirinya kerajaraan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu. Teori tentang masuknya agama hindu ke Indonesia terdapat beberapa teori, diantaranya teori Brahmana, Kesatria, Waisya, Sudra, dan juga arus Balik. Jika kita melihat kebudayaan india, kita akan mengetahui bahwa di India para masyarakatnya bukanlah orang-orang yang terbiasa dengan lautan. Hal ini dapat kita lihat dari cerita dalam epic Ramayana, kala itu Ketika Rama dan tentaranya hendak ke Alengka (Sri Lanka). Untuk menyebrang ke Sri Lanka, Rama memilih untuk membuat jembatan dari pada membuat kapal. Hal ini dikarenakan orang-orang india menganggap semakin tinggi suatu tempat maka semakin suci tempat tersebut. Sehingga mereka menganggap gunung adalah tempat yang suci, yaitu tempatnya para dewa, sedangkan lautan merupakan tempatnya para jin.

Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan, seharusnya orang-orang Indonesia membawa orang-orang india untuk mengarungi lautan hingga sampai di Indonesia. Karena China dan India yang mayoritas beragama hindu-buddha belum terbiasa mengarungi melalui lautan. Seperti yang kita ketahui saat itu mereka masih bergantung pada Indonesia untuk perdagangan melalui rute laut. Hal ini dapat kita dasari dari perkataan Pontjo Sutowo dalam mengomentari buku karya Robert Dick Read yang mengatakan “Pelaut-pelaut nusantara telah menaklukkan banyak samudera, jauh sebelum bangsa Eropa, Arab, dan China. Bahkan pada abad ke-5 dan ke-7, para pedagang China bergantung pada pelaut nusantara.”

Tidak hanya itu, salah satu teori juga mengatakan bahwa yang membangun jalur sutera versi laut sebenarnya bukanlah orang-orang China ataupun India melainkan orang-orang Indonesia. Bahkan menurut George F. Hourani bahwa “Orang Arab sudah mengarungi lautan-lautan disekitar india sejak sebelum masehi. Tetapi keberadaan mereka terlambat jika dibanding para pelayar nusantara yang memiliki kapal dan system navigasi yang lebih baik. dia juga mengatakan bahwa bentuk kapal dari nusantara adalah bentuk kapal yang paling berpengaruh di seluruh dunia. Karena saat itu India merupakan tempat bertemu para pedagang dari Persia, Arab, Yaman, mesir, Mesopotemia, dan lain-lain. Dari sinilah kelak bentuk kapal nusantara ditiru oleh para pelaut Eropa. (George F. Hourani, Arab Seafaring: Expanded Edition)

Dari catatan orang Mesir kuno, mereka mendapatkan beberapa komoditas seperti rempah-rempah, cendana, cengkeh, emas, dan lain-lain dari sebuah negeri yang belum diketahui. Pada sebuah penelitian mengenai rempah dan buah-buahan dari Asia Tenggara, terutama cengkeh dari Indonesia juga terdapat pada mumifikasi Firaun Ramses II. Temuan ini berasarkan laporan arkeolog Giorgio Buccelati dan Marilyn Kelly Buccellati dari UCLA Coetsen Institute of Archeology. Seperti yang kita ketahui, cengkeh saat itu hanya ada di Indonesia, yaitu Maluku. Walaupun kini telah tersebar dimana-mana, namun maluku merupakan tempat pertama komoditi cengkeh pada masa itu. Jika pada jaman kuno cengkeh telah sampai kesana, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu orang-orang Mesopotamia yang membawa dari Indonesia atau orang-orang Indonesia yang membawanya ke Mesopotamia. Jika kita melihat kebudayaan Mesopotamia yang terbiasa di daratan maka besar kemungkinan orang-orang Indonesia membawa komoditas tersebut kesana.(nationalgeographic.grid.id)

Jika kalian adalah umat Nasrani, maka kalian pernah mendengar kisah tentang raja Salomo dalam kitab 1 raja-raja. Dalam kisah tersebut, raja Salomo/Sulaiman mendapatkan emas, kayu Cendana, bulu burung merak, rempah-rempah, dan lain-lain. Komoditas-komoditas tersebut lebih mudah ditemukan jika berada di Indonesia. Tidak mengherankan jika saat ini banyak yang berpendapat bahwa Indonesia adalah negeri Saba, yaitu salah satu negeri yang pernah dikunjungi raja Salomo. Walaupun hanya sebatas teori namun pernyataan ini tidak sepenuhnya lemah karena terdapat beberapa catatan kuno yang signifikan. Dan beberapa daerah yang sekarang memiliki nama yang mirip dengan kisah tersebut seperti Wonosobo, Sleman, dan lain-lain.

Dalam buku karya Robert Dick-Read penyebaran orang-orang nusantara bukan hanya berada di Madagaskar, Afrika, dan Ghana tetapi telah menyebar ke seluruh dunia. Memang terlihat cukup kontroversial, tetapi Robert Dick-Read bahkan berani menyebut ada kemungkinan bahwa pelayaran orang-orang Indonesia telah sampai di benua Amerika. Hal ini karena salah satu teori menyebutkan bahwa Hawaii adalah jawa kecil, hal ini didasari karena postur tubuh orang-orang Hawaii mirip dengan postur tubuh orang jawa. Mungkin semua ini hanya sebatas cocoklogi semata. Namun jika kita telusuri biografi seorang pelaut Portugis yang bernama Affonso de Albuquerque yang saat itu berhasil menaklukkan Malaka. Ia pernah menulis surat kepada rajanya bahwa dia telah berhasil menaklukkan malaka dan telah bertemu dengan pelaut Jawa. Alfonso juga mengatakan saat melihat peta orang-orang jawa, ia melihat bahwa Portugal telah ada dipeta orang-orang Jawa. Selain Portugal juga terdapat tanjung harapan, China, Jepang, dan bahkan Brazil pun telah ada di peta tersebut. Dari buku Robert Dick dan surat Alfonso tersebut membuat kita bertanya-tanya seberapa jauh nenek moyang kita telah berlayar.

Dalam catatan para pelaut portugis Ketika pertama kali sampai di tanjung harapan, mereka melihat orang-orang berkulit coklat yang mengatakan bahwa mereka berasal dari Jawa. Dengan kapal-kapal yang tidak hanya satu buah, orang jawa telah sampai ke tanjung harapan yang merupakan pusat transaksi saat itu. Dan Ketika para pelaut portugis sampai di Indonesia mereka banyak melihat kapal-kapal yang pernah mereka lihat di tanjung harapan.

Kapal-kapal orang jawa saat itu begitu besar dan kuat. Bahasa Melayu menyebutnya sebagai "jong", orang Jawa menyebutnya sebagai "jung", orang Portugis menulisnya sebagai "junco", sedangkan orang Arab menyebutnya sebagai "j-n-k" yang diucapkan mirip cara orang Iberia atau Portugis mengucapkannya. (nationalgeographic.grid.id)

Pedagang Italia, Giovanni da Empoli, dalam surat-suratnya (1970) menulis bahwa di tanah Jawa, jung tidak berbeda dibanding benteng, karena memiliki tiga dan empat lapis papan, satu di atas yang lain, yang tidak dapat dirusak dengan artileri. Mereka berlayar bersama dengan wanita, anak-anak, dan keluarga mereka, dan semua orang menjaga kamarnya sendiri. Besarnya kapal Jong Jawa sekitar 4-5 kali kapal Flor de La Mar, kapal Portugis terbesar tahun 1513. Kekaisaran China mengijinkan semua kapal berlabuh dipelabuhan-pelabuhannya kecuali kapal Jong Jawa, karena besar dan kuatnya kapal itu. Dikatakan juga bahwa kapal Jong jawa jika berlabuh dapat menaklukkan sebuah kota, bahkan satu buah kapal Jong jawa dapat menghabisi 20 buah kapal Jong China. Dari kapal Jong Jawa, kekaisaran China terinspirasi membuatnya walaupun tidak sebaik kapal Jong Jawa.

Indonesia kita katakan sebagai pelaut yang Tangguh karena memang medan yang hadapi adalah lautan. Untuk dapat pergi ke pulau lainnya orang-orang Indonesia harus berlayar melewati ombak lautan, sehingga orang-orang Indonesia memang terbiasa dengan dahsyatnya ombak laut. Bahkan suku Bajo (Bajau) yang merupakan salah satu armada laut Sriwijaya dikatakan sebagai suku yang tidak pernah mendarat, jikapun mendarat itu mereka lakukan untuk berinteraksi dengan suku-suku lain.

Dari penjelasan itu, maka kita sebagai orang Indonesia harus banggga karena nenek moyang kita merupakan pelaut-pelaut hebat. Namun saat ini kapal-kapal kita tidak sebesar dan setangguh dahulu. Anthony Reid berpendapat bahwa kegagalan Pati Unus di Malaka membawa pengaruh yang besar bagi hilangnya kapal-kapal besar dari galangan-galangan kapal di pesisir utara Jawa. Bergesernya kekuasaan Mataram ke pedalaman adalah salah satu yang membuat galangan-galangan kapal yang tersebar di pesisir ditinggalkan. Salah satu pukulan terbesar adalah saat penguasa Mataram menghancurkan sendiri kota-kota pesisir yang menyimpan peninggalan-peninggalan galangan.

Selain itu, Perintah Amangkurat I pada 1655, dicatat Rendra F Kurniawan (2009) sebagai kebijakan represif Mataram yang paling memukul kota-kota pesisir. Perintah dia untuk menutup pelabuhan dan menghancurkan kapal-kapal agar tidak memicu pemberontakan membuat punahnya lapisan ahli-ahli pembuat kapal yang sejak masa Demak sendiri sudah tinggal sisa-sisa.

Kondisi itu semakin diperburuk ketika VOC mulai menguasai pelabuhan-pelabuhan pesisir di pertengahan abad 18. Pada saat itu VOC melarang galangan kapal membuat kapal dengan tonase melebihi 50 ton dan menempatkan pengawas di masing-masing kota pelabuhan. (indonesia.go.id)

Suku-suku Makassar yang juga sebagai pelaut handal, pernah menjalin hubungan baik dengan suku Aborigin. Suku Makassar datang ke Australia dengan maksud damai, Bertolak belakang dengan interaksi destruktif antara orang-orang Aborigin dengan orang-orang kulit putih setelahnya. Orang-orang suku Makassar datang untuk membeli teripang dari suku Aborigin dengan cara barter untuk di jual ke China. Teripang yang ternyata dihargai tinggi di China sebagai makanan dan obat-obatan, membuat pedagang-pedagang Makassar, berperan sebagai pedagang perantara, mulai rutin berlayar ke pantai-pantai pesisir utara Australia untuk mengumpulkannya. (kompas.com)

Beberapa nama yang memimpin armada Makassar tersebut tercatat, seperti Pobasso (1803) dan Using Daeng Rangka (1883). Jejak kontak dagang yang telah diteliti secara intensif sejauh ini terdapat di Arnhem Land, tempat tinggal orang-orang Yolngu. Interaksi Makassar-Abogirin ini mulai terganggu ketika orang-orang Eropa datang ke Australia. Inggris, yang menganggap dirinya sebagai penguasa, menerapkan tarif cukai dan lisensi bagi pedagang-pedagang teripang Makassar pada akhir abad ke-19. Using adalah salah satu dari sekian pedagang terakhir yang memegang lisensi tersebut, dan kebijakan ini membatasi kedatangan perahu-perahu Makassar ke Australia. Andaikan Inggris tidak mengintervensi, mungkin saja lebih banyak pedagang-pedagang Makassar yang akan datang, membangun pos dagang permanen seperti di Papua Barat, atau bahkan seterusnya bisa hidup bercampur baur dengan penduduk setempat seperti halnya di Madagaskar.

Itulah penjelasan tentang nenek moyang kita yang telah menjelajah dunia, bahkan menjalin hubungan baik dengan banyak suku dari berbagai negara. Lagu yang mengatakan bahwa nenek moyang kita seorang pelaut bisa jadi adalah fakta. Walaupun sekarang kejayaan itu hanya tinggal cerita, namun kita harus tetap bangsa menjadi bangsa yang merdeka. Memang sulit untuk membuktikan teori yang ada karena banyak sejarah-sejarah bangsa kita yang telah hilang. Namun saat ini banyak orang yang mulai mencari fakta-fakta sejarah tentang bangsa kita. Dalam buku karya Bernard H. M. Vlekke mengatakan bahwa tidak diragukan bahwa jawa harus dianggap tempat tinggal salah satu ras manusia yang paling awal. Semoga artikel kali ini bisa membangkitkan semangat kita dalam meningkatkan kemampuan kita dalam segala hal, kerna kita semua adalah keturunan dari bangsa penguasa lautan.

Sumber       

  • Bernard H. M. Vlekke, Nusantara
  • George F. Hourani, Arab Seafaring: Expanded Edition
  • guru gembul channel
  • id.Wikipedia.org
  • indonesia.go.id
  • kompas.com
  • nationalgeographic.grid.id
  • Prof. Oliver Molter, Kemaharajaan Maritim Sriwijaya                    

0 komentar:

Posting Komentar