Dr Ali Muhamed Zaki
Berawal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, virus corona baru atau novel coronavirus (2019-nCoV) kini mewabah. Tak hanya di Tiongkok, sejumlah kasus juga terkonfirmasi di negara lain, yakni Australia, Kanada, Kamboja, Prancis, Jerman, Jepang, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Sudah 130 orang meninggal dunia akibatnya. Wuhan pun dikarantina. Kota itu bak kota mati. Mereka yang terjebak di dalamnya dilarang keluar.
Corona virus yang saat ini viral ternyata sudah ditemukan dan diperingatkan oleh Dr. Ali Mohamed Zaki, seorang ahli virus berkebangsaan Mesir, 7 tahun yang lalu!.
cerita berawal dari
pertengahan Juni tahun 2013, Ali Mohamed Zaki, seorang ahli virus Rumah Sakit Dr Soliman Fakeeh di Jeddah, Arab Saudi, dapat telepon dari seorang dokter yang khawatir dengan seorang pasiennya. Pasien berusia 60 tahun itu telah dirawat di rumah sakit karena virus pneumonia yang parah, dan dokter minta tolong Zaki mengidentifikasi virusnya. Zaki pun memperoleh dahak dari pasien dan mulai menelitinya.
Zaki lalu mengirim sampel ke laboratorium virologi terkemuka di Erasmus Medical Centre di Rotterdam. Sambil menunggu tim memeriksa virusnya, Zaki mencoba satu tes lagi. Kali ini hasilnya positif. Hasil tes menunjukkan bahwa ada infeksi yang berasal dari keluarga patogen yang disebut coronavirus. Flu biasa juga disebabkan oleh coronavirus. Begitu juga infeksi Sars yang jauh lebih mematikan. Tapi kali itu beda.
Setelah rangkaian tes yang dilakukan beliau di salah satu laboratorium di Rotterdam, Belanda. Bahkan beliau pun membuat rilisan jurnal pribadi beliau di proMed, sebelum di "tackle down" oleh Pemerintah Saudi itu sendiri.
Dr Zaki mengingatkan ilmuwan lain, Zaki kemudian memposting catatannya ke proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah ke para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Zaki mengirim email ke lab Belanda untuk memberi sinyal tanda bahaya. Dan yang menakutkan mereka dari hasil penemuan tersebut, ini adalah virus corona yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Zaki memposting catatannya ke proMED, sistem pelaporan internet yang dirancang untuk secara cepat berbagi rincian penyakit menular dan wabah ke para peneliti dan lembaga kesehatan masyarakat.
Gara-gara laporan ilmiah tersebut, Zaki harus kembali ke tanah kelahirannya di Mesir, kontraknya di rumah sakit diputus. Di bawah tekanan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Zaki dipecat. "Mereka tidak suka penemuan itu muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada Guardian dari Kairo.
Saking serius dan mematikannya, pemerintah Arab tentu khawatir ketakutan itu bisa mempengaruhi mereka yang akan pergi umroh atau haji. Jadi paling aman menutup erat-erat penemuan penting tersebut demi income pemerintah.
" Mereka tidak suka virus ini muncul di proMED. Mereka memaksa rumah sakit untuk mengakhiri kontrak saya," kata Zaki kepada The Guardian, pada 2013.
" Saya terpaksa meninggalkan pekerjaan saya karena ini, tetapi itu adalah tugas saya. Ini adalah virus yang serius," ujar dia.
Betapa seriusnya masalah ini pada saat itu. Sementara Zaki telah bekerja untuk mengidentifikasi virus, kesehatan pasien telah menurun.
Tak berapa lama Pneumonia pasien tersebut memburuk; napasnya semakin pendek. Ginjal dan organ lainnya mulai goyah dan gagal. Terlepas dari semua obat-obatan dan dialisis, dan ventilasi mekanis untuk membantunya bernafas, pria itu meninggal 11 hari setelah ia tiba di rumah sakit.
Sejak virus itu terungkap Desember tahun 2013, jumlah kasus telah meningkat menjadi 15. Lebih dari setengahnya telah meninggal. Kematian terakhir yaitu seorang pria berusia 39 tahun.
Saking serius dan mematikannya virus tersebut, pemerintah Arab tentu khawatir ketakutan itu bisa mempengaruhi mereka yang akan pergi umroh atau haji. Jadi paling aman menutupi erat-erat penemuan penting tersebut demi income pemerintah.
Dan sejak penemuan tahun 2013 pada pasien pneumonia berusia 60 tahun di Arab Saudi itu, tidak menutup kemungkinan virus tersebut sudah menjalar ke seluruh dunia. Termasuk yang parah di Wuhan, China. Virus yang sementara diduga berasal dari kampret dan ular di pasar tradisional Wuhan.
Penyunting : elanurhidayah