Batam
Kota Batam merupakan kota strategis yang berbatasan dengan negara Singapura dan Malaysia. Sebagai kota strategis dalam jalur pelayaran, kota Batam menjadi kota yang berkembang pesat. Banyak destinasi wisata yang menambah indahnya kota yang dapat kita kunjungi. Di Batam juga memiliki tempat-tempat bersejarah yang dapat kita kunjungi untuk dapat menambah wawasan kita tentang sejarah di kota Batam. Tempat-tempat inilah yang yang dapat kita jadikan tujuan ketika kita pergi ke kota ini. Berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah di kota Batam yang telah kami dirangkum dari berbagai sumber.
I. Jembatan Barelang
Jembatan Barelang merupakan Maskot atau ikon dari kota Batam. Karena merupakan ikon kota Batam maka tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengunjungi jembatan Barelang. Jembatan Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang dan Galang yang merupakan pulau-pulau yang dihubungkan oleh jembatan ini. Adapula yang menyebutnya jembatan Habibie, karena pembangunan jembatan ini di inspirasi oleh B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Jembatan Barelang menghubungkan tujuh pulau yaitu Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setoko, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Karena menghubungkan tujuh pulau, jembatan Barelang memiliki enam buah jembatan dan memiliki nama jembatan yang di ambil dari nama raja-raja melayu yang pernah berkuasa di Riau sekitar abad 15-18 Masehi. (batamogura.com)
Adapun nama-nama ke enam jembatan ini adalah:
1.
Jembatan Tengku
Fisabilillah (jembatan I), merupakan terbesar dan terpanjang di antara jembatan
Barelang lainnya. Jembatan inilah yang sering dikunjungi dan dijadikan tempat
untuk berfoto-foto. Jembatan ini menghubungkan pulau Batam dan pulau Tonton.
Jembatan ini memiliki panjang 642 meter, dengan panjang bentang utama 350
meter.(batampos.co.id)
2.
Jembatan Nara
Singa (jembatan II), jembatan ini menghubungkan pulau Tonton dan pulau Nipah.
Jembatan ini juga sering dikunjungi karena pemandangan indahnya. Dari jembatan
ini kita dapat melihat jembatan I. selain itu tempat ini juga sering dijadikan
tempat untuk memancing warga lokal. Jembatan ini memiliki panjang 420 meter dan
lebar 18 meter. (batamnews.co.id)
3.
Jembatan Raja
Ali Haji (jembatan III), jembatan ini menghubungkan pulau Nipah dan pulau
Setoko. Di jembatan ini kita dapat melihat pemandangan laut dan pulau-pulau
kecil. Tak jauh dari jembatan ini kita dapat menikmati pantai pasir putih di
pulau Setoko dan juga restoran makanan hasil laut (seafood). Jembatan ini
memiliki panjang 270 meter dengan bentang 45 meter dan lebar 18 meter.
(batamnews.co.id)
4.
Jembatan Sultan
Zainal Abidin (jembatan IV), jembatan ini menghubungkan pulau Setoko dan pulau
Rempang. Di pulau rempang rencanya akan dikembangkan sebagai daerah buru,
daerah industri, pariwisata, perdagangan dan jasa. Keunikan dari tempat ini
adalah jembatan ini dapat dijadikan landasan pesawat tempur karena jalannya
sengaja dibuat dengan struktur pondasi, lebar dan kekuatan yang dapat digunakan
pesawat tempur. Panjang dari jembatan ini adalah 365 meter dengan bentang 145
meter dan lebar dek 18 meter.(haluankepri.com)
5.
Jembatan Tuanku
Tambusai (jembatan V), jembatan yang memiliki panjang 385 meter dengan bentang
245 meter dan lebar 18 meter ini menghubungkan pulau Rempang dan pulau Galang.
Di jembatan kita juga dapat melihat pemandangan laut dan juga pulau-pulau kecil
disekitarnya. Di jembatan V kita juga dapat menikmati wisata alam dengan
berbagai wisata pantai andalan di Kota Batam, hingga wisata sejarah.
(batamnews.co.id)
6.
Jembatan Raja
Kecik (jembatan VI), jembatan ini menghubungkan pulau Galang dan pulau Galang
baru. Jembatan ini adalah jembatan terpendek dari jembatan Barelang lainnya.
Panjang jembatan ini adalah 180 meter dan lebar 18 meter. Pulau Galang Baru
adalah tempat yang akan dijadikan kawasan suaka alam, cagar alam, perdagangan,
dan jasa.
Itulah ke enam jembatan Barelang
yang terkenal di kota Batam. Jembatan Barelang dibangun dalam waktu 6 tahun
hingga peresmiannya, yaitu di tahun 1992-1998 dengan Anggaran sebesar Rp. 400
miliar dan panjang total jembatan ini adalah 2.264 meter. Jembatan Barelang
dibangun dengan mempekerjakan orang-orang Indonesia tanpa bantuan tenaga kerja
asing. Jembatan Barelang juga menggunakan metode kontruksi yang berbeda dalam
pengerjaannya.
II.
Kampung Camp.
Vietnam
Kampong
Vietnam berada di Desa Sijantung, Pulau Galang Baru, sekitar 50 km dari kota
Batam. Asal mula dinamakan kampung Vietnam karena ketika perang saudara di
Vietnam tahun 1975 antara Vietnam Selatan dan Utara. Karena perang yang
terjadi, banyak penduduk yang meninggalkan negaranya dan pergi mengarungi
lautan untuk menyelamatkan diri. Setelah sekian lama berlayar, mereka berhasil
sampai di pulau Galang yang saat itu masih menjadi pulau tak berpenghuni. Dalam
buku Troubled Transit: Politik Indonesia Bagi Para Pencari Suaka karya Antje
Missbach, dijelaskan bahwa manusia perahu Vietnam datang ke Indonesia akibat
situasi politik di Vietnam kala itu. Usai kemenangan Komunis dan kejatuhan
Saigon April 1975, puluhan ribu orang Vietnam keluar dari negaranya untuk
mencari suaka. Berdasarkan laporan pertama, 19 Mei 1975, sekitar 97 orang
manusia perahu Vietnam tiba di Indonesia. Sedangkan menurut laporan PBB tahun 1979, ada 43.000 manusia perahu
sudah masuk Indonesia. Mekanisme penyaringan pencari suaka kala itu belum ada.
Tetapi secara otomatis, status para manusia perahu masuk sebagai pengungsi
prima facie (pertama kali) dan beberapa bentuk perlindungan. (detiktravel.com)
Mereka
membangun pemukiman-pemukian, lengkap dengan fasilitas hidup bersosial seperti
Sekolah Restoran, Rumah Sakit, Vihara dan Gereja sebagai tempat ibadahnya.
Kapal pengungsi yang dulu digunakan untuk berlayar juga masih bisa kita temukan
disana. Para pengungsi ini tinggal di pulau Galang selama bertahun-tahun,
hingga pada suatu saat sebagian dari para pengungsi tersebut terjangkit sebuah
virus yang terkenal dengan Vietnam Rose. Virus tersebut menyebabkan ratusan
para pengungsi meninggal dunia. Hingga mereka juga membuat taman pemakaman di
Kamp Vietnam.(batamogura.com)
Pada
Mei 1979, diselenggarakan Pertemuan para Menlu seluruh ASEAN. Dari kesepakatan
itu, semua biaya akomodasi pengungsi di Indonesia menjadi tanggunan UNHCR. Maka
setelahnya, dibangunlah kamp-kamp pengungsian di Pulau Galang. Hingga beberapa
tahun setelahnya, jumlah manusia perahu di Pulau Galang terus bertambah.
Apalagi, kala itu manusia perahu yang ke Malaysia ditolak karena kebijakan
pengalihan jurusan, sehingga jumlah manusia perahu di Pulau Galang meningkat
hingga 16.500. Manusia perahu di Pulau Galang pun hidup hampir dua dekade.
(detiktravel.com)
Hingga
pada tahun 1994, pemerintah berupaya untuk kembali mengosongkan pulau tersebut.
Pengosongan pulau tersebut dilakukan secara bertahap. Mereka dikembalikan
melewati jalur udara dan laut, namun ada juga yang pergi merantau ke Negara
lain. Setelah kepergian mereka, tempat ini menjadi kosong selama
bertahun-tahun. Masih banyak sisa-sisa kamp orang-orang Vietnam yang masih
berdiri kokoh. Dengan bangunan-bangunan tempat ibadah seperti mushola, vihara
dan gereja yang masih ada hingga sekarang. Selain tempat ibadah, di kampung
Vietnam juga terdapat pemakaman yang digunakan para pengungsi untuk menguburkan
orang-orang yang telah meninggal. Ada juga penjara yang bangun untuk
memenjarakan orang-orang yang bertindak kriminal.
Menurut
cerita, ada seorang wanita bernama Tinh Nham Laoi yang bunuh diri karena tak kuat menahan malu.
Hal ini dikarenakan ia di perkosa oleh 7 orang pengungsi secara brutal. Sehingga
dibuatlah tugu bernama Humanity Statue yang didirikan pengungsi lainnya
untuk mengingat musibah yang memilukan. Konon sering terjadi hal-hal
menyeramkan di tempat terjadinya bunuh diri tersebut, diganggunya pengunjung
oleh hantu wanita dan mendengar rintihan , tangisan dan tawa. Sesuatu yang
kelam pernah terjadi di kampung Vietnam, mulai dari pemerkosaan, penyiksaan,
bunuh diri, dan juga karena pernah terjadi wabah Vietnam Rose. Tidak semua
tempat wisata disini menyeramkan, karena kita dapat menikmati keindahan pantai
melur. Pantai melur adalah pantai dengan pasir yang halus, dan kini telah
tersedia wahana permainan air seperti speed boat dan banana boat.
Demikianlah
gambaran singkat tentang kampung Vietnam yang ada di pulau Galang kota Batam.
Kita dapat menambah wawasan kita ketika pergi kesana, dimana terdapat sejarah
bahwa kita adalah bangsa yang mengedepankan kemanusiaan. Tentunya kita juga
akan mendapatkan informasi-informasi bersejarah lainnya yang dapat kita ceritakan.
Dan katanya disini akan dijadikan Rumah Sakit untuk menampung pasien yang
terkena Covid-19.
III.
Rumah Limas
Potong
Rumah
limas potong berada di Kampung Melayu Kelurahan Batu Besar Kecamatan Nongsa
Kota Batam. Disebut rumah limas potong karena bentuk atap rumasnya yang
berbentuk limas seperti dipotong. Rumah ini dibangun oleh Haji Abdul Karim atas
permintaan Haji Sain pada bulan November tahun 1959. Rumah ini merupakan rumah
adat melayu yang masih bertahan hingga sekarang di kota Batam. Rumah limas
potong ini diresmikan sebagai peninggalan Raja Nong Isa pada tanggal 10
November 2011 oleh walikota Batam Ahmad Dahlan ketika peringatan Hari
Pahlawan.(batamtoday.com)
Ketika kita
memasuki rumah ini kita akan sejumlah foto bertajuk sejarah yang memamerkan
aktivitas masyarakat Melayu di daerah tersebut puluhan tahun lalu. Ada pula
sebuah foto beberapa pria menggenggam sejumlah dokumen sambil berjalan tersenyum
di atas sebuah jembatan. Itulah foto yang diambil ketika pusat pemerintahan
kecamatan pertama di Batam pindah dari Pulau Buluh ke Belakang Padang. Foto
lainnya bercerita tentang warga yang bermain-main di tanah lapang. Ada pula
foto wajah seorang guru agama bernama Haji Muhammad Nur, yang sangat dihormati
masyarakat setempat. Guru agama ini berkontribusi besar dalam membangun akhlak
anak-anak sekitar. Seluruh foto hitam putih itu merupakan memori sejarah yang
tak terlupakan.(sindonews.com)
Itulah beberapa yang menjadi tempat bersejarah di kota Batam yang
dapat kunjungi sebagai tempat untuk menambah wawasan tentang sejarah yang ada
di kota Batam. Jika kita berbicara tentang tempat wisata di kota Batam maka
kita akan banyak tempat-tempat indah yang dapat kita kunjungi. Tapi jika kita
ingin berwisata sekaligus menambah wawasan maka tempat-tempat tersebut dapat
dijadikan tujuan ketika kita pergi kesana.
Penulis : Rizky Arisandi
Penyunting : Argha Sena
Sumber : sindonews.com, batamtoday.com, batamogura.com, detiktravel.com,