F Agustus 2021 ~ PEGAWAI JALANAN

Minggu, 29 Agustus 2021

JEJAK BERDARAH WESTERLING DI TANAH SULAWESI!!! 40.000 RAKYAT DIEKSEKUSI!!!

        

Kapten Westerling Sang Jagal

        Westerling. Siapa kah dia? Mungkin kalian yang sudah tidak lagi suka membaca sejarah ataupun belajar tentang sejarah bangsa ini, tidak akan mengenal sosok kejam yang satu ini. Tapi bagi yang suka membaca dan belajar sejarah pasti tahu siapa orang ini. Dia dikenal sebagai pembantai rakyat Indonesia pada masa-masa sulit, saat negara tercinta ini menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Ternyata Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusa kembali menjajah Indonesia, disinilah Belanda menugaskan Kapten Westerling untuk menghukum rakyat Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan. Agar kita faham sejarah dan tahu betapa menderitanya pendahulu kita untuk mempertahankan kemerdekaan, maka wajib kita menonton video dan mendengarkan pemaparan dalam video yang berdurasi hanya belasan menit ini, semoga dengan menonton video ini kita jadi lebih mencintai negeri dan bangsa ini.         

        Raymond Pierre Paul Westerling (lahir di IstanbulKesultanan Utsmaniyah, 31 Agustus 1919 –meninggal di PurmerendBelanda, 26 November 1987 pada umur 68 tahun) adalah komandan pasukan Belanda yang terkenal karena memimpin Pembantaian Westerling (1946-1947) di Sulawesi Selatan dan percobaan kudeta APRA di BandungJawa Barat.

       Westerling lahir sebagai anak kedua dari Paul Westerling (Belanda) dan Sophia Moutzou (Yunani). Westerling, yang dijuluki "si Turki" karena lahir di Istanbul, mendapat pelatihan khusus di Skotlandia. Dia masuk dinas militer pada 26 Agustus 1941 di Kanada. Pada 27 Desember 1941 dia tiba di Inggris dan bertugas di Brigade Prinses Irene di Wolverhampton, dekat Birmingham. Westerling termasuk 48 orang Belanda sebagai angkatan pertama yang memperoleh latihan khusus di Commando Basic Training Centre di Achnacarry, di Pantai Skotlandia yang tandus, dingin dan tak berpenghuni. Melalui pelatihan yang sangat keras dan berat, mereka dipersiapkan untuk menjadi komandan pasukan Belanda di Indonesia.

        Pada saat pasukan NICA kembali ke Indonesia setelah kekalahan Jepang ternyata pasukan NICA Belanda kewalahan juga di Sulawesi Selatan. Gerilya-gerilya di wilayah itu—yang dipimpin pemuda seperti Andi Selle, Andi Sose, Ali Malaka, Wolter Mongisidi dan lainnya—membuat Kolonel H.J. de Vries menilai situasi sudah sedemikian buruk di Sulawesi Selatan. Satuan militer Belanda di Sulawesi Selatan tentu tidak sebanyak di Jawa. Untuk tugas berat demi tercapainya keamanan setelah konferensi Malino itu, juga jelang terbentuknya Negara Indonesia Timur (NIT), maka pasukan khusus didatangkan. “Pada tanggal 5 Desember, 123 Depot Special Troops (DST), sebuah unit komando untuk misi khusus, tiba di Makassar,” tulis William Ijzereef dalam De Zuid-Celebes affaire (1984: 79). Komandannya adalah Letnan Satu Raymond Paul Pierre Westerling. 

        Dalam autobiografinya versi Inggris, Challenge to Terror (1953), Westerling menyebut, “Aku dikejutkan pada kedatanganku di Makassar. Aku diserahi pangkat sebagai Kapten. Aku 27 tahun—Kapten muda dalam Tentara Hindia Belanda.” Di bawah Westerling, dalam DST terdapat Pembantu Letnan Vermeulen. Pasukan itu tidak langsung beraksi. Beberapa hari setelah tiba, tampaknya setelah mengumpulkan data intelijen, pada 10 Desember 1946 bergeraklah pasukan itu menyusuri jalan ke arah Maros. Menuju sebuah kampung bernama Batua. “Menurut Westerling persinggahan Wolter Mongisidi dan Ali Malaka, pemimpin penting dalam perlawanan, berada di kampung itu,” tulis William Ijzereef (hlm. 99). Pasukan DST dibagi dua untuk mengepung desa. Di desa itu, 35 orang dieksekusi. Di antaranya, 11 orang dituduh sebagai extrimist dan 23 lain dianggap perampok. Tentu saja Batua bukan satu-satunya desa di mana pembantaian berlangsung.

        Pembantaian dilakukan dalam beberapa tahap di desa-desa sekitar kota Makassar seperti Batua, Bolomboddong, Tanjung Bunga, dan Kalukuang. Menurut catatan Anhar Gonggong dalam Prolog dan Epilog Timbulnya Peristiwa Pengorbanan 40.000 (1998), rumah Andi Pangeran Pettarani dan Andi Mapanyukki berada di Jongaya. Mereka berdua adalah keturunan Raja Bone yang bersimpati kepada Republik Indonesia dan belakangan nama keduanya menjadi nama jalan di kota Makassar. Desa tempat mereka tinggal itu adalah sasaran pembersihan gerilyawan tahap pertama (hlm. 13). 

        Gelombang pertama, menurut pelaku dan saksi sejarah pembantaian Westerling yang asli Makassar, Maulwi Saelan, seperti ditulisnya dalam Dari Revolusi 45 sampai Kudeta 66: Kesaksian Wakil Komandan Tjakrabirawa (2008: 77), dilakukan dari 11 hingga 16 Desember 1946 di Makassar dan sekitarnya. Kedua, 17 hingga 31 Desember 1946 di Gowa, Takalar, Jeneponto, Polombangkeng, dan Binamu. Ketiga, 2 hingga 16 Januari 1947 di Bantaeng, Gantaran, Bulukumba, dan Sinjai. Keempat, 17 Januari hingga 5 Maret 1947 di Maros, Pangkajene, Sigeri, Tanete, Barru, Pare-pare, Polewali, Mandar, Sidenreng, dan Rappang. Pembantaian juga terjadi di Suppa. Menurut Andi Monji, salah satu anak korban kekejaman Westerling, terdapat 208 orang terbunuh di situ. Di Suppa, rajanya juga terbunuh selama operasi pembersihan oleh Westerling. Kengerian yang dilakukan Westerling itu jelas sesuatu yang disengaja. 

        Dalam banyak catatan, Westerling mengadakan pertunjukan yang sering dianggap “pengadilan militer” di mana kebenaran berada di tangan Westerling. Biasanya, ketika Westerling datang semua warga dikumpulkan di tanah lapang di sebuah desa. Laki-laki dewasa dipisahkan dari anak-anak dan perempuan. Rakyat jelata atau orang yang dicurigai atau salah satu warga disuruh untuk memberi tahu di mana gerilyawan Republik yang dicap extrimist. Tak lupa tembakan mematikan dipertontonkan kepada warga masyarakat. Dapat tidaknya gerilyawan yang dicari, jika sudah menakuti penduduk, maka ada harapan dari Westerling agar gerilyawan tidak dibantu lagi oleh rakyat sipil. Pasukan itu bergerak tanpa istirahat terlalu lama. 

        Setelah Makassar dan sekitarnya, mereka bergerak ke selatan lalu timur. Setelah di Bulukumba, mereka bergerak ke utara, Sinjai. Dari Sinjai, mereka bergerak ke daerah yang lebih utara lagi. Dari Maros bergerak ke arah utara. Setelah Pare-pare mereka bergerak ke daerah-daerah yang kini masuk provinsi Sulawesi Barat (Polewali dan Mandar). Dari sana bergerak ke Sidenreng dan Rappang—dua daerah ini belakangan menjadi satu kabupaten Sidenreng-Rappang (Sidrap). Selama masa-masa operasi Westerling itu, cara kekerasan dan teror dominan. Apa yang dilakukan Westerling dan pasukannya tentu sebelas-duabelas dengan Hans Christoffel dan Overste van Deelan berserta pasukan Marsose dalam aksinya di Gayo Alas pada era kolonial. Mereka hanya beda zaman.

        Paul van ‘t Veer dalam Perang Aceh: Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje (1985) menyebut, van Daalen dalam suratnya kepada J.B. van Heutsz menganggap “Kekejaman yang 'tidak disengaja', baginya, menjadi kejahatan yang paling besar.” Seperti Hans Christoffel dan van Deelan, Westerling dan pasukannya dianggap berhasil. “Belum sampai dua minggu setelah kedatangan Pasukan Khusus, keadaan di Sulawesi berubah total,” tulis Dominique Venner dalam Westerling de Eenling (1982: 9). Tentu saja dengan meninggalkan korban yang diperkirakan jumlahnya ribuan. Di mana angka 40.000 jiwa sudah puluhan tahun terngiang sebagai jumlah korban Westerling di Sulawesi Selatan. Sudah ada nama Jalan 40.000 Jiwa, Monumen 40.000 Jiwa, Batalyon 40.000 Jiwa.

            Benar tidaknya angka itu, setidaknya ia menjadi pengingat agar kekejaman militer atas orang biasa yang belum tentu bersalah tak pernah terjadi lagi. Bukan sekadar bahan untuk politik playing victim—yang sudah menjadi senjata beberapa politikus Indonesia era kekinian. Angka 40.000 kerap diperdebatkan. Dianggap aneh jika selama sekitar 3 bulan Westerling mampu menghabisi manusia sejumlah itu di kota kecil. Bayangkan jika tiap hari selama 3 bulan (90 hari) ada 100 orang dibunuh, maka kira-kira 9.000 orang jadi korban kampanye pasifikasinya. Namun, dalam 3 bulan itu tak setiap hari ada tour on the road ke kampung-kampung. Daerah satu dengan daerah lain di Sulawesi Selatan tak begitu saja dengan mudah mereka jangkau. Berapapun jumlah pastinya, Mahkamah Militer Rakyat ala Westerling sudah memberi efek ngeri di kalangan rakyat Indonesia di Sulawesi.

           Berapapun jumlahnya, pembunuhan itu tak bisa dibenarkan. Memang sesuatu yang baik jika pemerintah Belanda mau meminta maaf. Bahkan ada kompensasi 20.000 euro kepada korban. Namun, seperti kata Anhar Gonggong, nyawa yang hilang tak akan kembali. Uang tak seharusnya menjadi penebus nyawa. Setelah kejadian, Westerling makin menjadi orang yang disegani di kemiliteran Belanda. Diakui atau tidak, Westerling adalah nama besar dalam sejarah pasukan khusus Belanda. Suka tidak suka, Westerling juga diingat oleh banyak orang Indonesia. Meski kekejaman Westerling dikutuk, tapi kekejaman dan teror dalam bentuk lain tidak dianggap dosa—selama pelaku atau tertuduhnya adalah orang Indonesia.

            Itulah sepenggal sejarah pembantaian yang sangat menyedihkan yang pernah dilakukan Belanda pada Bangsa Indonesia, semoga kisah sejarah ini dapat menguatkan kita agar kita sungguh-sungguh dalam menjaga kemerdekaan ini.


Penulis : Argha Sena

Sumber : tirto.id, wikipedia.org


usuhan

Selasa, 24 Agustus 2021

SEJARAH DUNIA #007 : BEGINILAH KESUSASTERAAN, SENI, DAN SAINS YANG BERKEMBANG PADA MASYARAKAT ORIENTALKUNO

Seni Musik Zaman Mesir Kuno

KESUSASTERAAN DAN SENI

            Agama menginspirasi sebagian besar kesusasteraan Oriental. Book of the Dead orang Mesir patut dimuliakan di 2000 S.M. Buku ini berupa kumpulan frase Hymne, doa, dan sihir yang dibaca oleh ruh dalam perjalanannya melampaui tanah makam dan tanah ruh. Seuah bab dari buku ini biasanya mencakup bagian dalam peti mumi, atau peti mati.

            Hal yang jauh lebih menarik adalah dua epik Babylonia, bagian-bagian dari epik ini telah ditemukan pada lembaran-lembaran tanah liat diperpustakaan kerajaan Nineveh. Epik penciptaan (Creation) menceritakan bagaimana dewa Marduk mengatasi seekor naga mengerikan, simbol kekacauan utama, dan kemudian mewujudkan ketertiban di alam semesta. Dengan separuh tubuh naga yang mati ia membuat pelindung untuk surge dan memasang bintang-bintang dipelindung surga ini. Karya terakhirnya adalah penciptaan manusia agar pelayanan dan penyembahan pada para dewa bisa diwujudkan selamanya. Epik kedua berisi penjelasan tentang Delude, yang dikirim oleh para dewa untuk menghukum manusia berdosa. Hujan turun siang dan malam selama enam hari dan membenamkan seluruh bumi. Semua orang tenggelam kecuali Nabi Nuh, keluarganya, dan kerabatnya yang naik perahu dengan aman. Naratif kuno ini begitu menyerupai cerita Injil dalam Genesis bahwa kedua naratif ini pasti berasal dari sumber yang sama.

            Buku-buku suci bangsa Yunani, yang kita namakan Perjanjian Lama, meliputi hampir setiap jenis kesusasteraan. Sejarah menyedihkan, cerita menarik, puisi-puisi sangat indah, peribahasa bijaksana, dan nubuat mulia ditemukan dalam koleksi buku ini. Pengaruh Perjanjian Lama pada orang-orang Yahudi begitu dalam. Melalui orang-orang Yahudi, Perjanjian Lama juga berpengaruh pada dunia Kristen selama abad kesembilan belas. Kita pasti tidak salah menganggap karya ini sebagai kontribusi tunggal paling penting yang dibuat oleh bangsa atau orang-orang kuno bagi peradaban.

           

        Kekayaan dan keterampilan orang Mesir tidak dicurahkan dalam pembangunan rumah-rumah pribadi yang mewah atau gedung-gedung publik yang sangat indah. Karya karakteristik arsitektur Mesir berupa makam-makam raja dan kuil-kuil dewa. Bahkan reruntuhan struktur bangunan ini membuat pengamat terkesan pada ukuran yang luar biasa besar, soliditas, dan kemegahan. Seperti piramid, bangunan-bangunan ini tampaknya dibuat untuk selamanya.

        Arsitektur bangsa-bangsa Tigris-Eufrat sangat berbeda dari arsitektur bangsa Mesir, karena mereka menggunakan batu bata, bukannya batu seperti di Mesir, sebagai material bangunan utama. Di Babylonia sebagian besar struktur karakteristiknya berupa kuil. Kuil ini berupa menara persegi empat, dan solid, menjulang tinggi dalam tingkatan-tingkatan (biasanya tujuh tingkat) hingga ke puncak, dimana dewa kuil berdiri. Tingkatan-tingkatan yang berbeda dihubungkan dengan jalan naik yang berputar. Kuil-menara ini pasti telah menjadi obyek yang sangat mencolok mata di dataran Shinar. Keberadaan kuil-kuil ini memunculkan cerita Yahudi tentang “Menara Babel” (atau Babylon). Di Assyria sebagian besar struktur karakteristiknya berupa istana. Batu bata yang dijemur di bawah sinar matahari digunakan sebagai bahan utama untuk membuat istana, sehingga daya tahannya tidak sekuat batu.

            Contoh struktur pahatan Mesir yang masih ada terdiri dari relief-relief timbul dan figure-figur yang diukir pada abut kapur dan granit atau dicetak dengan perunggu. Walau banyak patung ini terlihat kaku bagi mata kita, patung-patung lainnya terlihat sangat hidup. Beberapa relief timbul Assyria juga menunjukan perkembangan rasa artistik yang cukup bagus, terutama dalam representasi binatang.

            Lukisan tidak mencapai martabat sebagai seni independen. Lukisan hanya digunakan untuk tujuan dekoratif. Relief timbul dan permukaan dinding sering dicat dengan warna cerah. Senian tidak memiliki pengetahuan tentang perspektif dan menggambar semua figurnya dalam profil, tanpa perbedaan cahaya dan bayangan. Sungguh, lukisan Oriental, dan juga pahatan Oriental, memhuat sedikit pretensi pada keindahan. Keindahan dilahirkan ke dunia dengan seni orang-orang Yunani.

SAINS

            Kemajuan mencolok terjadi pada ilmu eksakta. Manuskrip-manuskrip Mesir sangat kuno berisi masalah-masalah aritmatika dengan pecahan-pecahan dan juga seluruh angka, dan teori-teori geometri untuk menghitung kapasitas gudang dan area ladang. Sebuah table Babylonia menampilkan bentuk-bentuk persegi empat dan kubus yang secara tepat dihitung dari 1 hingga 60. Angka 12 adalah dasar dari semua perkiraan. Pembagian lingkaran menjadi derajat, menit, dan detik (360◦,60’,60”) adalah sebuah alat yang mengilustrasikan sistem duodesimal ini. Erat dan ukuran juga berkembang pesat di antara orang-orang babylonia.

           

         Langit tak berawan dan tenang, malam hangat di lembah sungai besar memantik munculnya penelitian astronomi. Sebelum 4000 S.M. orang-orang Mesir berhenti memperkirakan waktu dengan bulan-bulan lunar dan telah menciptakan sebuah kalender solar yang terdiri dari dua belas bulan dengan tiga puluh hari setiap bulannya, dengan lima hari tambahan di akhir tahun. Kalender ini diambil alih oleh orang-orang Roma dan kalender ini sampai kepada kita sekarang ini. Orang-orang Babylonia membaut kemajuan yang patut dicatat dibeberapa cabang astronomi. Mereka dapat mengetahui jalur matahari melalui dua belas konstelasi zodiac, dapat memebdakan lima planet, dan dapat memprediksi gerhana matahari dan bulan. Kita tidak tahu alat apa yang digunakan orang-orang babylonia untuk observasi hebat mereka ini.

            Seni pertukangan  batu muncul di Mesir di akir millennium keempat S.M. – lebih awal dari tempat lainnya di dunia. Seni  pertukangan batu ini segera menghadirkan piramid agung, struktur batu terbesar yang pernah dibangun dijaman kuno atau (hingga saat ini) di jaman modern. Orang-orang Mesir juga merupakan orang pertama yang mempelajari bagaimana membuat bangunan dengan aula luas, yang atapnya ditopang deretan kolom. Bagian atas yang berisi jendela-jendela, membuat cahaya bisa masuk ke bagian dalam aula. Kolom, deretan panjang pilar dan dinding tinggi dengan bagian atasnya dilengkapi jendela-jendela besar, sebagai penemuan arsitektural, diadopsi oleh ahli bangunan Yunani dan Roma, dan mereka menurunkannya diabad pertengahan dan Eropa modern. Eropa berhutang pada orang babylonia dalam membuat kubah bundar dan melengkung, seabgai cara meletakan dinding atau atap di atas sebuah void (ruang kosong antara lantai bawah dan lantai atas). Baik di Mesir maupun di Babylonia pemindahan batu-batu besar dalam membuat monumen menunjukan pengetahuan tentang tuas, puli, dan bidang miring.

            Bangsa-bangsa Oriental melakukan sebuah kemajuan dalam bidang kedokteran. Perawatan-perawatan medis yang ditemukan di Mesir membedakan berbagai jenis penyakit dan mencatat gejala-gejalanya. Para ahli obat menunjukan kesatuan ukuran yang merupakan hasil ciptaan orang Mesir. Dimasa awal pemerintahan Hammurabi, ada dokter dan ahli bedah di Babylonia. Seni penyembuhan, namun demikian, selalu banyak bercampur dengan sihir, seperti halnya astronomi, studi ilmiah tentang surga yang dikelirukan dengan astrologi.

            Sekolah, baik di Mesir dan Babylonia, digabungkan dengan kuil dan dikelola oleh pendeta. Membaca dan menulis menjadi mata pelajaran utama. Pendidikan berlangsung selama bertahun-tahun untuk menguasai simbol-simbol baji (runcing) atau hieroglif yang lebih sulit. Setelah belajar membaca dan menulis, murid siap memasuki karir sebagai ahli menulis. Ketika orang ingin mengirim sebuah surat, ia bisa minta bantuan seorang ahli menulis untuk menuliskan surat, menandainya sendiri dengan membubuhkan stempelnya. Ketika ia menerima sebuah surat, ia biasanya mempekerjakan seorang ahli menulis untuk membacakan surat itu. Ahli menulis juga disibukkan dengan menyalin buku-buku di atas kertas papyrus atau lembaran tanah liat yang berfungsi sebagai alat tulis. Orang Mesir dan Babylonia memiliki perpustakaan, biasanya berdampingan dengan kuil dan di bawah kendali pendeta.

            Sekolah dan perpustakaan ini tidak dibuka secara bebas bagi publik. Sesuai aturan, hanya orang-orang yang bisa bekerja dengan baik yang diterima di sekolah. Orang awam tetap tidak peduli. Ketidakpedulian mereka mencakup ikatan intelektual mereka dengan masa lalu; mereka lambat meninggalkan takhayul dan enggan mengadopsi kebiasaan baru bahkan ketika kebiasaan baru itu jauh lebih baik dari kebiasaan lama. Ketiadaan pendidikan populer, lebih daripada yang lainnya, cenderung membuat peradaban Oriental tidak progresif.

Penulis : Riskyrito
Editor  : Argha Sena

Sumber : World History Sejarah Dunia Lengkap Karya HUTTON WEBSTER, PHD

SEJARAH DUNIA #006 : BAGAIMANA DENGAN AGAMA MASYARAKAT ORIENTAL KUNO???

 

Dewa dan Dewi Mesir Kuno

            Ide-ide agama Oriental, lebih daripada hukum dan moralitas,berasal dari keyakinan-keyakinan yang muncul di jaman prasejarah. Dimana saja persembahan pada alam lebih unggul. Surge, bumi dan samudera dan matahari, bulan, dan bintang semuanya dianggap sebagai keilahian diri mereka sendiri atau sebagai tempat tinggal keilahian. Matahari menjadi objek yang dipuja secara khusus. Kita mendapati dewa matahari, di bawah beberapa nama berbeda, diseluruh Oriental.

   Orang-orang Mesir, yang sangat konservatif dalam masalah agama, selalu mempertahankan persembahan binatang yang dulu dilakukan oleh leluhur barbar mereka. Beberapa dewa diwakili dalam monumen-monumen yang sebagian dalam bentuk binatang; ada dewa yang memiliki kepala Baboon, dewa lainnya yang memiliki kepala singa betina, yang lainnya memiliki kepala kucing. Binatang-binatang seperti serigala, sapi, biri-biri jantan, elang dan buaya juga juga mendapat penghormatan tertinggi, namun lebih sedikit digunakan seabgai symbol dewa-dewa yang berbeda.

Di Babylonia dan Assyria sebuah keyakinan tentang eksistensi spirit jahat membentuk ciri utama agama. Orang-orang menganggap diri mereka secara terus-menerus dikelilingi oleh setan-setan, yang menyebabkan kegilaan, penyakit, kecelakaan, dan kematian-semua penyakit manusia.

Untuk menghadapi musuh-musuh spiritual ini, orang-orang Bagylonia menggunakan sihir. Ia membuat citra berupa dewa pelindung di pintu masuk rumahnya dan menggunakan mantra pada dirinya. Jika ia jatuh sakit, ia memanggil seorang penyihir untuk membacakan mantera yang akan mengusir setan keluar dari dalam tubuhnya.

Orang-orang Babylonia memiliki banyak cara dalam memprediksi masa depan. Para peramal meramalkan dari mimpi dan dari banyak peran. Tanda-tanda tentang kemakmuran dan penderitaan juga diperoleh dari tampilan isi perut binatang yang disemelih untuk kurban. Untuk tujuan ini hati domba sering digunakan. Ramalan melalui hati binatang dipelajari selama berabad-abad di sekolah-sekolah kuil di Babylonia. Praktik semacam ini kemudian menyebar ke Yunani dan Roma.


    Astrologi mendapat banyak perhatian di babylonia. Lima planet, demikian juga komet dan gerhana, dianggap memiliki pengaruh untuk kebaikan atau kejahatan pada kehidupan manusia. Astrologi Babylonia menyebar hingga ke wilayah barat dan menjadi populer di sebagian besar wilayah Eropa. Ketika kita menyebut nama-nama hari seperti Saturday (sabtu), Sunday (minggu), dan Monday (senin), kita tanpa sadar adalah astrolog, karena menurut keyakinan kuno hari pertama milik planet Saturn (saturnus), hari kedua milik sun (matahari), dan hari ketiga milik moon (bulan). Orang-orang yang mencoba membaca nasib mereka pada bintang-bintang sebenarnya sedang mempraktikan sebuah seni yang berasal dari Babylonia.

Di tengah-tengah begitu banyak kedewaan alam, binatang suci dan spirit jahat, sungguh mengagumkan bahwa keyakinan pada satu tuhan mulai muncul. Dan beberapa pemikir Mesir mencapai ide keilahian utama tunggal. Salah satu Firaun Mesir, Amenhotep IV (sekitar 1375-1358 S.M.), yang melihat matahari sebagai sumber utama semua kehidupan di bumi, memerintahkan semua rakyatnya untuk menyembah matahari. Nama-nama dewa lainnya dihapus dari monumen-monumen, gambar-gambar mereka dihancurkan, kuil-kuil mereka ditutup, dan pendeta-pendeta mereka diusir. Tidak ada keyakinan begitu tinggi semacam ini yang pernah ada sebelumnya, tetapi ini terlalu abstrak dan impersonal untuk menjadi populer. Setelah kematian raja, keilahian lama dikembalikan ke tempat terhormat.


    Orang-orang Medes dan Persia menerima ajaran agama Zoroaster, seorang nabi besar yang kehidupannya sangat beragam antara 1000 dan 700 S.M. Menurut Zoroaster, Ahuramazda, dewa surge, adalah pembuat dan penegak alam semesta ini. Ia adalah dewa cahaya dan keteraturan, dewa kebenaran dan kemurnian. Lawan dari dewa Ahuramazda adaah Ahriman, personifikasi dari kegelapan dan kejahatan. Kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan ini terlibat dalam perselisihan abadi. Manusia, yang melakukan kebaikan dan menghindari keburukan, yang mencintai kebenaran dan membenci kepalsuan, bisa membantu kebaikan menang atas kejahatan. Pada akhirnya Ahuramazda akan mengalahkan Ahriman dan akan berkuasa atas dunia yang baik. Zoroastrianisme adalah satu-satunya agama monotheis yang dikembangkan oleh orang-orang Indo-Eropa. Agama ini masih berrtahan hidup dibeberapa bagian Persia, walaupun Negara ini sekarang utamanya menganut agama Islam, dan juga di antara orang-orang Parsae (Persia) di Bombay, India.

Orang-orang Yahudi, bangsa Semit, juga mengembangkan sebuah agama monotheis. Perjanjian lama menunjukan bagaimana agama ini muncul. Jehovah pada mulanya dianggap oleh orang-orang Yahudi seabgai tuhan bangsa mereka sendiri; mereka tidak membantah keberadaan tuhan-tuhan milik bangsa lain, walaupun orang-orang Yahudi menolak untuk menyembahnya. Para Nabi, dari abad kedelapan belas dan seterusnya, mulai mengubah konsepsi terbatas dan sempit ini. Bagi orang-orang Yahudi, Jehovah adalah tuhan bagi seluruh dunia, Bapa semua umat manusia. Setelah orang-orang Yahudi kembali ke Palestina dari tahanan di Babylonia, keyakinan para Nabi yang menyublim secara perlahan menyebar ke seluruh bangsa, memuncak dalam doktrin Jesus bahwa Tuhan adalah sebuah spirit dan bahwa mereka yang menyembah Jesus harus menyembah dalam spirit dan dalam kebenaran. Doktrin Tuhan Kristen secara langsung tumbuh dari monotheisme Yahudi.

Orang-orang Mesir dan juga bangsa-bangsa kuno lainnya percaya bahwa manusia memiliki jiwa yang tetap hidup dari tubuh yang sudah mati. Namun demikian, mereka menganggap perlu untuk melindungi tubuh dari kehancuran, sehingga tubuh tetap ada hingga akhir jaman. Karena itulah muncul praktik-praktik pembalseman. Mayat yang dibalsem (mumi) kemudian diletakkan di dalam makam, yang orang-orang Mesir sebut sebagai “rumah abadi.” Pikiran orang Mesir mewakili masa datang sebagai tempat penghargaan dan hukuman, dimana, seperti yang telah kita pelajari, ruh mengalami siksaan dari pengadilan terakhir. Karena manusia hidup dalam kehidupan ini, maka ia juga akan hidup di kehidupan berikutnya. Orang-orang Babylonia beranggapan bahwa setelah kematian ruh manusia, baik atau buruk, melewati eksistensi tanpa keceriaan di neraka yang muram. Ide orang-orang Yahudi awal tentang Sheol, “tanah kegelapan dan bayangan kematian,” sangat mirip dengan ide orang-orang Babylonia. Pemikiran tentang kehidupan masa datang tidak meninggalkan apa-apa bagi rasa takut atau harapan. Orang-orang Yahudi percaya dengan kebangkitan orang mati dan pengadilan terakhir, gambaran yang diambil oleh orang-orang Kristen.

Penulis : Riskyrito
Editor  : Argha Sena

Sumber : World History Sejarah Dunia Lengkap Karya HUTTON WEBSTER, PHD

SEJARAH DUNIA #005 : INILAH HUKUM, MORALITAS, ORIENTAL DAN OCCIDENTAL ORIENTAL KUNO

 

Lukisan Taman Gantung Babilonia pada abad 16

HUKUM DAN MORALITAS

Aktivitas manusia di Timur Dekat (Near East) tampaknya telah berjalan secara teratur. Sejauh yang bisa kami ceritakan, kehidupan berlangsung cukup aman, dan orang-orang dilindungi ditempat tinggal mereka. Kita tahu Mesir memiliki pengadilan, buku hukum (sayang musnah), dan aturan-aturan jelas mengenai kontrak, pinjaman, sewa, hipotek, persekutuan, perkawinan, dan keluarga. Posisi wanita sangat tinggi; wanita memiliki hak kepemilikan dan warisan dan dia oleh menjalankan bisnisnya sendiri. Walaupun poligami telah eksis, utamanya di antara kelas-kelas atas, istri adalah sahabat suami dan tidak hanya sekedar pelayan rumah tangga. Penghormatan anak-anak pada ayah dan ibu secara terus-menerus dituntut, dan bakti (kepatuhan) bagi orang Mesir diranking di antara nilai-nilai kebajikan tertinggi.


            Petunjuk paling mencerahkan tentang standar moral Mesir ditemukan pada karya sangat kuno yang dikenal sebagai Book of the Dead. Salah satu bab buku ini mendeskripsikan pengadilan ruh di dunia lain, jika ruh ingin menikmati keabadian yang penuh kebahagiaan, ruh harus bisa mengaku secara sungguh-sungguh dihadapan para hakim yang bernama Pengakuan Negatif (Negative Confession). Berikut ini adalah beberapa pengakuan yang ada; “Aku tidak mencuri”; “aku tidak membunuh”; “aku tidak berbohong”; “aku tidak membunuh binatang suci”; “aku tidak merusak ladang”; “aku tidak melakukan sihir”; “aku tidak mengutuk dewa”; “aku tidak membuat tuduhan palsu”; “aku tidak mencaci ayahku”; “aku tidak menyebabkan seorang budak diperlakukan buruk oleh majikannya”; “aku tidak membuat seseorang menangis.” Setelah memberi pengakuan tidak bersalah atas semua empat puluh dosa yang dikutuk oleh etika Mesir, ruh menamahkan, “akuilah bahwa ia mungkin datang kepadamu . . . ia yang telah memberikan roti pada yang lapar dan memberikan minum pada yang haus, dan bahwa ia telah memberikan pakaian pada yang telanjang.” Beberapa klausa pengakuan negative berhubungan dengan beberapa klausa Sepuluh Perintah Tuhan (Ten Commandments), sementara pernyataan afirmatifdi bagian akhir memiliki kedekatan dengan moralitas kristiani.

            Orang-orang Babylonia adalah orang-orang yang sangat taat hukum. Ketika seseorang menjual gandumnya, membeli seorang budak, menikahi seorang wanita, atau membuat sebuah surat wasiat, transaksinya dicatat dalam lembaran kontrak, yang kemudian disimpan di arsip umum. Daripada menuliskan namanya, orang Babylonia menyetempel segelnya pada lembaran tanah liat. Setiap orang yang memiliki properti harus memiliki sebuah segel. Lembaran kotrak dilindungi dari kerusakan dengan cara disimpan di dalam kotak tanah liat atau amplop.

           

    Penemuan terbaru telah memberi kita teks hampir lengkap tentang hukum yang Hammurabi, raja Babylonia, perintahkan untuk diukir pada monumen-monumen batu dan meletakannya di kota-kota utama di bawah kekuasaannya. Hukum Hammurabi menunjukan, secara umum, rasa keadilan yang mendalam. Seseorang yang mencoba menyuap seorang saksi atau seorang hakim akan dihukum berat. Seseorang petani yang ceroboh dengan saluran air dan menyebabkan air mengalir melalui dan membanjiri ladang milik orang lain harus mengganti kerugian yang ia sebabkan. Pemilik sapi ganas yang melukai seseorang haru membayar denda besar. Di satu sisi, undang-undang hukum berisi beebrapa ciri-ciri keras, terutama pembalasan dendam atas dendam -“mata untuk mata, gigi untuk gigi”- sebagai hukuman fisik. Misalnya, seorang anak yang memukul ayahnya tangannya akan dipotong. Sifat hukuman bergantung pada tingkat kerugian. Orang yang menyebabkan orang lain kehilangan mata maka matanya akan dicungkil; tetapi, jika luka dilakukan terhadap orang miskin, penjahat hanya harus membayar denda. Undang-undang hukum Hammurabi memberikan gambaran jelas tentang masyarakat Babylonia dua puluh satu abad sebelum masehi.

            Hukum-hukum yang kita temukan di bagian lebih awal perjanjian lama dianggap berasal dari orang-orang Yahudi pada pengikut Musa. Injil menyatakan bahwa ia telah menerima hukum-hukum ini dari Jehovah di Gunung Sinai. Hukum-hukum ini mencakup subyek yang luas. Hukum-hukum ini menetapkan semua upacara keagamaan, ketaatan setiap hari ke tujuh Sabbath, memberikan sejumlah aturan rumit untuk pengorbanan, dan bahkan menetapkan makanan yang harus dihindari seabgai “tidak bersih.” Tidak ada bangsa kuno lainnya yang memiliki system hukum yang begitu terperinci. Orang-orang Yahudi di seluruh dunia masih mengikuti ajaran ini. Dan Christendom modern masih menjalankan Sepuluh Perintah Tuhan, seuah ringkasan paling mulia tentang aturan-aturan hidup yang benar yang telah diturunkan kepada kita dari jaman Kuno Oriental.

ORIENTAL DAN OCCIDENTAL

            Studi kami tentang Oriental Kuno terbatas utamanya pada lembah Nil dan Tigris-Eufrat. Orang Mesir dan Babylonia menghasilkan peradaban selama ribuan tahun antara 4000 dan 3000 sebelum masehi, sementara dunia bagian lainnya baru sampai pada tahap Neolithikum Barbarisme atau keliaran Palaeolithikum. Di Mesir dan Babylonia manusia pertama kali berkembang dari kelompok suku dan kemudian membentuk kota, Negara, kerajaan, dan kekaisaran; disini manusia pertama-tama berburu, memancing dan beternak lalu mengolah tanah, membuat barang, dan melakukan perdagangan; disini manusia pertama kali menciptakan metalurgi, arsitektur, tulisan phonetic, matematika, astronomi, obat, dan banyak seni dan sains yang sangat diperlukan  bagi kehidupan umat manusia yang lebih tinggi.

            Setelah 3000 S.M. peradaban mulai menyebar dari pusat-pusat Mesir-Babylonia. Penaklukan, perdagangan, dan perjalanan selama dua puluh lima abad erikutnya meningkatkan kontak berbagai bangsa. Menjelang 500 S.M. hal-hal terbaik yang diciptakan bangsa Mesir dan Babylonia menjadi hal biasa di Timur Dekat.

Lukisan Peradaban Babilonia

            Dari Timur Dekat peradaban dikirim ke barat. Empat bangsa, secara khusus, merupakan agen-agen dalam proses ini. Dua dari bangsa ini menggunakan jalur perairan antara Oriental dan Occidental. Bangsa Crete selama berabad-abad membawa barang dan seni dari Mesir dan Babylonia ke kepulauan Aegean dan daratan utama Yunani, dan bahkan lebih jauh ke Barat hingga Italia Selatan, Sisilia, dan Pantai Spanyol. Setelah kira-kira 1000 S.M. muncullah bangsa Phoenicia; pengaruh bangsa ini, seperti yang telah kita lihat, dirasakan disetiap Negara di wilayah Mediterania. Dua hangsa lainnya menggunakan jalur darat. Bangsa Hittite, yang berbicara bahasa Indi-Eropa, dari masa-masa awal menyebar ke Timur Asia Kecil dank e Utara Syria. Disana mereka belajar banyak dari bangsa-bangsa Semit dan setelah itu menyebarkan pengetahuan mereka ke orang-orang Lydia di bagian barat Asia Kecil, yang kerajaannya membentuk sebuah fragmen kekaisaran Hittite. Selanjutnya, dari orang-orang Lydia, berbagai  ciri peradaban Oriental menyebar ke Yunani.

Penulis : Riskyrito
Editor  : Argha Sena

Sumber : World History Sejarah Dunia Lengkap Karya HUTTON WEBSTER, PHD

Minggu, 22 Agustus 2021

SEJARAH LAGU "GENJER-GENJER" YANG DI CAP PKI

  
Tumbuhan Genjer yang biasa dikonsumsi

    Kalian pasti tahu dengan lagi ini, lagu yang sangat dilarang saat zaman Orde Baru berkuasa, lagunya bagus dari nadanya yang nyaman didengarkan serta liriknya yang mengandung cerita tentang susahnya rakyat sampai harus makan rumput yang bernama genjer. Sebenarnya terlepas dari masalah politik seni adalah seni, suatu karya manusia yang dapat kita nikmati sabagai hiburan, akan tetetapi untuk lagu satu ini mempunyai sejarah yang sangat panjang dan sampai menjadi lagu yang dilarang untuk diputar. Dalam artikel ini mari kita bahas bagaimana sejarahnya lagu Genjer-genjer sampai menjadi lagu yang terlarang.      

    Musik atau lagu menjadi salah satu ungkapan ekspresi seni manusia, melukiskan jejak tersendiri bagi kebudayaan manusia. Begitupula dengan lagu Genjer-Genjer yang diciptakan untuk menggambarkan situasi dan kondisi masyarakat Banyuwangi masa penjajahan Jepang. Seiring perkembangannya, lagu Genjer-Genjer yang semula merupakan lagu untuk mengisyaratkan penderitaan rakyat Indonesia mulai bergeser maknanya. Bahkan lagu Genjer-Genjer dilarang dinyanyikan pada masa Orde Baru, mungkin hingga sekarang.

    Jepang yang berhasil merebut kekuasaan Belanda kemudian membuat kebijakan-kebiajkan pemerintah yang ternyata lebih kejam. Hal tersebut mengakibatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia semakin tidak mampu, bahkan berada digaris kemiskinan. Genjer yang merupakan jenis tanaman liar hidup dirawa atau persawahan biasanya digunakan untuk pakan ternak sampai harus dimakan untuk menjadi lauk saat menyantap nasi, karena hidup sangat sulit pada waktu itu. banyak rakyat yang kelaparan sehingga genjerpun akhirnya dimakan. Akan tetapi sampai saat ini genjer masih menjadi makanan favorit bagi sebagian orang, ditumis dengan ikan asin atau teri, dijadikan lalapan, dan berbagai olahan lainnya.


Muhammad Arief    

    Adalah Muhammad Arief seorang seniman Using masyhur dari Banyuwangi yang aktif di Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), Lekra ini dikenal sebagai organisasi underbow atau organisasi sayap dari PKI. Lekra didirikan pada bulan Agustus 1950 sebagai respons terhadap Gerakan Gelanggang sosial-nasionalis, dengan A.S. Dharta sebagai sekretaris jenderal pertama. Dengan menerbitkan Mukadimah, yang berarti "pengantar", sebagai panggilan nyata bagi orang-orang muda, terutama seniman dan penulis, untuk membantu dalam membangun republik rakyat demokratis. Pada 1942, Muhammad Arief menciptakan lagu "Genjer-Genjer" sebagai gambaran kondisi warga Banyuwangi saat penjajahan Jepang. Sebelum penjajahan Jepang, genjer (Limnocharis flava) adalah tumbuhan untuk makanan ternak. Ketika Jepang jadi penjajah, banyak warga kelaparan dan terpaksa memakan tumbuhan yang awalnya dianggap hama itu. Beberapa liriknya berbunyi seperti ini: 

    Emake jebeng padha tuku nggawa welasah  

    (Ibu si gadis membeli genjer sembari membawa wadah-anyaman-bambu)

    Genjer-genjer saiki wis arep diolah

    (Genjer-genjer sekarang akan dimasak)

    Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak

    (Genjer-genjer masuk periuk air mendidih)

    Setengah mateng dientas ya dienggo iwak

    (Setengah matang ditiriskan untuk lauk)

    Sego sak piring sambel jeruk ring pelanca

    (Nasi sepiring sambal jeruk di dipan) 

    Genjer-genjer dipangan musuhe sega

    (Genjer-genjer dimakan bersama nasi)

    “Genjer-Genjer” menjadi populer ketika dinyanyikan ulang oleh Bing Slamet, juga Lilis Suryani pada tahun 1962. Pada masa pemerintahan Sukarno, banyak musikus memainkan lagu ini di istana. Kepopuleran lagu ini lantas dimanfaatkan oleh Partai Komunis Indonesia untuk berkampanye. Lagu yang menggambarkan penderitaan masyarakat desa ini lantas kembali populer di kalangan akar rumput. Begitu lekatnya lagu ini dengan PKI, maka stempel sebagai lagu komunis pun melekat. 

Bing Selamet

     Selepas Tragedi Gerakan 30 September (G30S) yang menyeret Partai Komunis Indonesia (PKI), lagu Genjer-Genjer juga turut dicekal. Lagu Genjer-Genjer dianggap sebagai lagu PKI karena si pecipta lagu bergabung ke dalam politik PKI.

       Dalam jurnal Genjer-Genjer dan Stigmanisasi Komunis (2003) oleh Paring Waluyo Utomo, kondisi sosial dan politik Indonesia pada 1960-1965 mengalami pergolakan. Berawal dari keinginan Muhammad Arief (penipta lagu Genjer-Genjer) untuk bergabung dengan Lekra. Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) adalah lembaga kebudayaan yang berafiliasi dengan PKI. 

    Lagu Genjer-Genjer kemudian diusung sebagai salah satu bukti karyanya yang berkonspe pada "seni untuk rakyat" ke publik dan kalangan politik. Sejak saat itu, lagu Genjer-Genjer mendapat tempat di hati banyak orang dan kalangan politik. Ketika lagu Genjer-Genjer disuguhkan kepada para petinggi PKI yang sedang singgah di Banyuwangi, mereka tertarik oleh lagu tersebut. Perjalanan eksistensi lagu Genjer-Genjer memang tidak bisa lepas dari kedekatannya dengan PKI. Bahkan Utan dalam bukunya mengatakan, pada tahun 1964 D.N Aidit mengklaim bahwa lagu Genjer-Genjer sebagai lagu Mars PKI.

    Hal ini karena lagu Genjer-Genjer sebagai lagu pembukaan di setiap pertemuan-pertemuan PKI. Sehingga makna PKI dan ideologi komunis semakin tidak dapat dipisahkan oleh lagu Genjer-Genjer.

    Dalam jurnal Genjer-Genjer: Fungsi dan Peran (2010) oleh Ruddy Eppata Cahyono, terdapat beberapa alasan kenapa lagu Genjer-Genjer dilarang, di antaranya: Bertumpu pada kedekatannya dengan PKI yang secara langsung menanamkan konsekuensi dalam lagu tersebut. Isu-isu yang beredar di kalangan umum, baik yang dibangun pemerintah maupun masyarakat luas dan Orde Baru terhadap lagu Genjer-Genjer sebagai lagu yang mengandung stigma komunis, semkain menguatkan jalan pemerintah dan masyarakat untuk menghilangkan lagu tersebut dari kancah hiburan nasional. Susunan lirik pada lagu Genjer-genjer dianggap sebagai sebuah simbol atau bermakna ganda. Dari situlah, pemerintah Orde Baru merasa perlu mencekal adanya lagu Genjer-Genjer untuk menutup langkah PKI.


Penyusun : Argha Sena

Sumber     : tirto.id, kompas.com


TONTON VIDEONYA DISINI






Kamis, 19 Agustus 2021

SEJARAH DUNIA #004 : BEGINILAH BIDANG EKONOMI, RUTE PERDAGANGAN DAN KOMERSIAL ORIENTAL KUNO

Kegiatan Pertanian Masyarakat Mesir Kuno
 BIDANG EKONOMI

        Lembah-lembah yang dialiri air dengan baik dan menghasilkan panen berlimpah seperti lembah Nil dan Eufrat mendorong kehidupan agricultural. Gandum, barley, dan millet adalah tanaman pangan pertama yang ditanam di Mesir atau Babylonia. Ada alasan bagus untuk mempercayai bahwa  tanaman sereal paling penting ini, bersama dengan hewan ternak, diperkenalkan ke Eropa Neolhitikum dari Timur Dekat. Semua metode pertanian digamarkan untuk kita di monumen monumen Mesir. Kita menandainya sebagai petani ketika ia mengolah tanah dengan cangkul atau membajak alur dangkal dengan tongkat berujung tajam. Kita melihat domba sedang digiring melintasi ladang-ladang yang sedang ditanami untuk menginjak-injak benih ke dalam tanah yang lembab. Kita melihat para pekerja dengan sabar mengumpulkan hasil panen dengan menggunakan sabit dan kemudian dengan alat pukul berat memisahkan kulit dari butir-butir biji. Walaupun metode mereka tampak kikuk, para petani kuno menghasilkan panen yang berlimpah. Tanah Mesir dan babylonia tidak hanya menopang populasi yang padat, tetapi juga menyuplai makanan untuk Negara-negara tetangga. Dua wilayah ini adalah lumbung pangan di Timur Dekat.

            Tukang besi, tukang kayu, pemotong batu, tukang tenun, pembuat gerabah, pembuat gelas, dan pengrajin gading, emas dan perak ditemukan disetiap kota Oriental. Hasil dari pengrajin kuno ini sering menunjukan keterampilan luar biasa. Kain linen Mesir sungguh indah dan transparan sehingga dijuluki “udara yang dirajut.” Gelas Mesir, dengan deretan corak warna yang berbeda, sangat dihargai. Karpet, dan permadani babylonia memiliki reputasi tinggi karena keindahan desain dan warnanya.beebrapa seni industrial yang dipraktekan ribuan tahun yang lalu telah dihidupkan kembali di jaman modern.

            Perkembangan seni dan kerajinan menjadi penting bagi para pedagang untuk mngumpulkan produk-produk manufaktur dimana produk-produk ini siap dibeli dan dijual. Kota-kota Babylonia menjadi pasar yang tumbuh pesat. Kerjasama antar pedagang sudah menjadi hal biasa. Kita bahkan belajar tentang perusahaan-perusahaan dagang yang sama sekali berbeda dari perusahaan-perusahaan sekarang. Sungguh, kehidupan bisnis di Babylonia terlihat cukup modern.

Kegiatan Ekonomi Mesir Kuno

            Uang logam pertama kali beredar dalam bentuk cincin dan batangan. Orang-orang Mesir menggunakan kepingan kecil emas atau disebut “sapi emas” karena sekeping emas ini memiliki nilai sama dengan harga seekor sapi dewasa. Mereka harus menimbang uang logam kapan saja pembelian terjadi. Gambaran umum yang terlihat pada monumen-monumen Mesir adalah gambar penimbang dengan alat timbangnya. Kemudian muncul uang logam dengan gambar disertai nilai nyata dan beratnya. Langkah selanjutnya adalah mata uang yang tepat, dimana pemerintah menjamintidak hanya erat koin tetapi juga kemurnian logam. Penghargaan perlu diberikan kepada penemu uang logam yaitu orang-orang Lydia di Asia Kecil, yang negaranya mendapat pasokan logam-logam mulia secara melimpah. Raja Lydia mulai menggunakan uang koin di awal abad ke delapan sebelum Masehi. Orang-orang Yunani yang merupakan tetangga orang-orang Lydia dengan cepat mengadopsi seni uang koin dan memperkenalkan uang koin ini ke Eropa.

Penggunaan uang sebagai media pertukaran secara alami menciptakan system perbankan. Sebuah rumah bank besar, yang didirikan di Babylonia sebelum pemerintahan Sennacherib, melakukan operasinya selama beberapa abad. Ratusan dokumen hukum milik perusahaan ini telah ditemukan di dalam gentong-gentong gerabah besar yang berfungsi sebagai kotak penyimpanan. Kuil-kuil di Babylonia juga menerima uang seabgai deposit dan meminjamkan uang tersebut, seperti yang dilakukan oleh bank-bank modern saat ini. Cara bisnis dan alat-alat kredit Babylonia menyebar melalui Asia Kecil ke Yunani dan kemudian masuk ke Negara-negara Eropa lainnya.

RUTE PERDAGANGAN DAN KOMERSIAL

            Perdagangan, yang selalu menjadi alat yang memungkinkan bangsa-bangsa yang berbeda saling mengenal dan memengaruhi, di masa awal terpajan pada banyak bahaya. Suku-suku liar dan gerombolan-gerombolan perampok memenuhi jalan dan mengharuskan pengelana selalu waspada terhadap serangan suku liar dan perampok ini. Perjalanan melalui laut juga sangat berbahaya. Perahu-perahu berukuran kecil dan mudah terbalik di cuaca buruk. Dengan sebuah perahu dan beebrapa pendayung, perjalanan terasa sangat lambat. Tanpa kompas atau peta, navigator jarang berani masuk ke lautan lepas, ia selalu berusaha sedekat mungkin dengan pantai, matanya selalu waspada dengan bajak laut yang mungkin ingin menguasai perahu dan menjadikan mereka budak. Terlepas dari resiko-resiko ini, manfaat perdagangan asing begitu besar sehingga banyak hubungan tercipta di antar Negara-negara Oriental.

            Orang-orang Mesir, pioneer dibegitu banyak bidang aktivitas kemanusiaan, dipercaya telah membuat kapal yang bisa mengarungi lautan. Di awal abad ketiga belas sebelum masehi, mereka mulai mengarungi bagian timur Mediterania dan melakukan perdagangan dengan Siprus dan Crete, yang letaknya hampir berhadapan dengan mulut sungai Nil, kapal-kapal Firaun dikatakan ebrlayar mengarungi Laut Merah.

Rute Perdagangan Mesir dan Mesopotamia

            Kota-kota di lembah Tigris-Eufrat berada dilokasi yang cocok untuk perdagangan, baik melalui darat maupun laut. Jarak terpendek melalui laut di India mengitari pantai selatan Iran dan, dengan melewati teluk Persia, sampai ke lembah dua sungai. Tidak kalah penting adalah jalan daratan untuk karavan dagang dari India dan China. Jalan-jalan ini menuju Babylonia dan Nineveh dan kemudian ebrpencar ke arah barat menuju Asia Kecil, Syria, Phoenicia, Palestina, dan Mesir. Semua rute ini telah menjadi arteri perdagangan dari masa prasejarah. Banyak dari jalan ini masih digunakan saat ini.

            Bangsa Semit, Phoenicia, sudah biasa mengarungi laut Mediterania sekitar  1000 S.M. rute perairan Phoenicia segera meluas hingga  ke Siprus kemudian ke Crete, lalu ke pulau Aegean, dan akhirnya ke pantai-pantai Laut Hitam.ketika orang-orang Phoenicia di usir dari wilayah-wilayah ini oleh kekuatan Negara-negara Yunani yang bertambah kuat, mereka berlayar lebih jauh ke barat dan mendirikan pos perdagangan di Sisilia, Sardinia, Afrika Utara, dan Spanyol. Akhirnya mereka melewati selat Gibraltar masuk ke Atlantik dan sampai ke pantai-pantai barat Eropa dan Afrika.

            Orang-orang Phoeniciab memperoleh sejumlah besar aneka produk sebagai hasil dari perjalanan dagang mereka. Tambang di Spanyol menghasilkan besi, timah dan perak. Timah, yang sangat berharga karena kegunaannya dalam membuat perunggu, tampaknya telah dibawa dari bagian barat daya Inggris (Cornwall), dimana tambang-tambang logam ini masih produktif. Dari Afrika dihasilkan gading , bulu burung onta , dan emas; dari Arabia, yang juga dikunjungi oleh orang-orang Phoenicia, dihasilkan parfum dan rempah-rempah bernilai tinggi. Komoditas-komoditas ini siap dijual ke seluruh Timur Dekat. Sementara itu produk-produk lainnya diimpor secara langsung masuk ke Phoenicia yang tumbuh pesat. Karpet dan peralatan dari kaca yang luar biasa indah, karya perak dan perunggu yang artistik, dan kain-kain ungu cantik yang dihasilkan di pabrik-pabrik di Phoenicia di ekspor ke seluruh bagian dunia.

            Orang-orang Phoenicia adalah pelaut pemberani. Ebebrapa perjalanan jauh mereka masih tersimpan dalam sejumlah catatan. Kita tahu dari perjanjian lama bahwa mereka telah mengarungi Laut Merah dan Samudra Hindia dan membawa emas Ophyr, “empat ratus dua puluh talen,” untuk Solomon. Bahkan ada cerita tentang orang-orang Phoenicia yang dengan petunjuk seorang raja Mesir, mengeksplorasi pantai timur Afrika, mengitari tanjung harapan, dan setelah tiga tahuntidak berlayar, mereka kembali ke Mesir melalui Selat Gibraltar. Cerita yang lebih hebat mungkin cerita tentang perjalanan laut Hannon, seorang laksamana Carthaginian.

Kita masih memiliki terjemahan bahasa Yunanib dari buku perjalanan Laksamana Hannon yang sangat menarik ini. Buku ini menggambarkan sebuah  ekspedisi yang dilakukan sekitar 500 S.M. sepanjang pantai barat  Afrika. Para penjelajah ini tampaknya telah mengarungi laut sejauh teluk Guinea. Hampir dua ribu tahun telah berlalu sebelum para pelaut Portugis melakukan perjalanan laut serupa menuju Benua Hitam.

Kemanapun orang-orang Phoenicia pergi, mereka mendirikan pemukiman.sebagian besa pemukiman ini berupa pos-pos perdagangan yang memiliki banyak gudang untuk menyimpan barang-barang. Disini orang-orang pribumi yang pemalu datang untuk menukarkan barang mentah mereka dengan produk-produk jadi, seperti kain, peralatan, senjata, anggur dan minyak yang dibawa oleh orang-orang asing dari timur. Pemukiman Phoenicia kadang-kadang tumbuh menjadi kota besar. Gades di Spanyol selatan, yang merupakan koloni terjauh mereka, masih bertahan hingga saat ini sebagai kota Cadiz, salah satu dari kota-kota tertua di Eropa. Charthage, yang didirikan di Afrika Utara oleh para kolonis dari Tyre, menjadi kota perdagangan di Mediterania barat. Sejarah Carthaginian, sebagaimana yang kita ketahui, memiliki banyak titik kontak dengan orang-orang Yunani dan Roma.

Penulis : Riskyrito
Editor  : Argha Sena

Sumber : World History Sejarah Dunia Lengkap Karya HUTTON WEBSTER, PHD

SEJARAH DUNIA #003 : SEPERTI APA BIDANG SOSIAL MASYARAKAT ORIENTAL KUNO?

Pembangunan Piramid Mesir Kuno

Tidak ada yang namanya demokrasi pernah eksis di Oriental Kuno. Masyarakat umum tidak pernah berbagi dalam pemerintahan sebagai pemilik suara dan pembuatan hukum; mereka hanya mengenal aturan monarki. Raja, terutama di Mesir, di anggap sebagai perwakilan dewa di bumi. Bahkan selama masa hidup firaun, kuil-kul dibangun untuk firaun dan persembahan diberikan untuk firaun yang mulia. Keyakinan dalam keilahian raja sampai pada kesimpulan bahwa raja (firaun) pantas mendapatkan kepatuhan yang tidak perlu diragukan lagi dari subyek-subyeknya. Karena itu raja adalah seorang otokrat yang menjalankan otoritasnya secara absolut dan tanpa tanggung jawab. Ia mempunyai banyak tugas. Ia adalah seorang hakim, komandan, dan pendeta tinggi. Dalam masa perang, ia memimpin pasukannya dan menghadapi bahaya medan pertempuran. Selama masa damai, ia sibuk dengan pengorbanan, berdoa, dan prosesi, yang tidak bisa dihilangkan tanpa membangkitkan kemarahan para dewa. Ia menemui punggawa secara teratur, mendengarkan keluhan, menyelesaikan perselisihan, dan mengeluarkan perintah. Seorang monarki teliti dan hati-hati, seperti Hammurabi, yang mendekripsikan dirinya sebagai “seorang ayah sejati bagi rakyatnya,” pasti menjadi orang yang sangat sibuk.

Monarki Oriental selalu mempertahankan istana yang mewah. Kemewahan Ramses II, Solomon, Sennacherib, Nebuchadnezzar, memesonakan jaman mereka. Kemewahan kerajaan mencapai puncaknya dengan Raja Agung Persia. Ia tinggal di istana yang sangat mewah. Ketika ia menemui para bangsawan, ia duduk di tahta yang terbuat dari emas dan gading. Ketika ia melakukan perjalanan, bahkan pada ekspedisi militer, ia membawa serta furniture yang sangat mahal, alat makan dari emas dan perak, dan jubah-jubah yang cantik. Disekelilingnya ada ratusan pelayan, pengawal, dan para pejabat. Setiap orang yang mendekatinya harus bersujud. “Apapun yang ia perintahkan, mereka harus melakukannya. Jika ia menginginkan mereka berperang, satu melawan yang lainnya, mereka akan melakukannya; jika ia mengirim mereka untuk melawan musuh-musuhnya, mereka pasti pergi, dan meruntuhkan banyak orang Yahudi. Semua cerita ini bisa dilihat dalam Perjanjian Lama.

Tidak lebih awal daripada runtuhnya Assyria, kita mendapati sebuah bangsa baru dan hebat menekan masuk ke Asia Barat. Mereka adalah bangsa Persia, yang merupakan kerabat dekat bangsa Medes, dan berbicara bahasa Indo-Eropa. Penguasa Persia hebat yang dikenal dalam sejarah adalah Cyrus Agung (553-529 S.M.) yang menyatukan Persia dan Medes di bawah kekuasaanya dan kemudian menaklukan kerajaan Lydia di Asia Kecil. Ia juga menaklukan Babylonia. Orang-orang buangan Yahudi di sana sekarang diijinkan Kembali ke tanah kelahiran mereka. Anak Cyrus Agung , Cambyses, menguasai Mesir. Pengganti Cambyses, Darius Agung (521-485 S.M.), memasukan India Barat Laut ke dalam kekuasaan Persia, bersama dengan beberapa wilayah di Eropa. Sekarang tanpa alasan Darius mendeskripsikan dirinya dalam sebuah inskripsi sebagai “Raja Agung, raja dari para raja, raja dari banyak Negara, raja semua manusia.”

Makam Raja Darius

Kekaisaran Persia memperluas kekuasaannya yang sangat luas. Atas wilayah timur dan barat jaraknya hampir tiga ribu mil’ atau lebih daripada jarak antara New York dan San Fransisco. Jarak antara batas utara dan selatan sangat jauh. Dengan pengecualian Arabia, yang Persia tidak ingin taklukan, Timur Dekat dari Indus hingga ke Danube dan Nil berhasil dikuasai Raja Agung.

Darius berhasil mewujudkan pemerintahan yang stabil sehingga mampu melakukan banyak penaklukan. Masalah menjadi sulit karena Persia telah menaklukan banyak bangsa dengan ras, bahasa, adat-istiadat, dan agama berbeda. Darius tidak berusaha menyatukan mereka menjadi satu kesatuan. Selama Negara-negara jajahannya  membayar upeti dan menyediakan tentara, mereka diijinkan mengatur urusan mereka sendiri dengan sedikit campur tangan. Seluruh kekaisaran, kecuali Persia, dibagi menjadi sekitar dua puluh propinsi, masing-masing dengan gubernur yang bertugas mengumpulkan pajak dan mengepalai angkatan bersenjata propinsi. Darius juga membentuk agen-agen khusus yang bertugas melakukan perjalan ke seluruh kekaisaran dan menginvestigasi tindakan para pejabat kerajaan. Sebagai cara lebih lanjut untuk mempertahankan kekuasaanya, Darius membangun jalan-jalan militer untuk mengerahkan pasukan dan perbekalannya. Jalan kerajaan dari Susa, ibukota Persia, ke Sardin di Lydia panjangnya kira-kira enam ratus mil;  tetapi para kurir pemerintah, dengan menggunakan estafet kuda-kuda baru, bisa menempuh jarak tersebut dalam  seminggu. Sungguh menarik melihat bahwa jalur kereta api saat ini dari Konstatinopel hingga Baghdad sebagian besar menggunakan jalur kuno ini.

Sejarah Oriental bisa dilacak dari masa awalnya sekitar 500 S.M. kita telah melihat bagaimana masyarakat-masyarakat beradab paling awal muncul di lembah Nil dan lembah Tigris-Eufrat; bagaimana pembentukan kekaisaran dimulai; dan bagaimana akhirnya di seluruh Timur Dekat bersatu dalam kekaisaran Persia. Usaha unifikasi hanya bisa dicapai dengan cara yang sangat mengerikan. Catatan-catatan tentang Mesir, Assyria, dan Persia, belum lagi Negara-negara kecil, pegunungan, dinding dan menara. Mereka membunuh dan dibunuh, dan tidak melanggar perintah raja.

Kelas aristokrat atau bangsawan meliputi para pemilik tanah luas, pedagang kaya, dan bankir, dan terutama para pejabat tinggi pemerintahan. Orang-orang ini sering sangat kuat. Jika raja gagal menjaga hubungan baik dengan mereka, mereka mungkin kapan saja akan memberontak dan menurunkan raja dari tahta.  Sejarah Oriental menghubungkan banyak pemberontakan melawan monarki yang berkuasa.

Kelas pendeta juga mempunyai banyak pengaruh. Pendeta melakukan persembahan kuil dan bertindak sebagai perantara antara manusia dan para dewa. Mereka ini seperti cendikiawan yang mengumpulkan tradisi dan legenda kuno dan menyimpannya dalam bentuk tulisan; ilmuwan, yang menginvestigasi rahasia alam; dan guru di sekolah-sekolah yang berhubungan dengan kuil; kependetaan mengumpulkan banyak properti, terutama di Mesir, dimana sekitar sepertiga tanah yang bisa ditanami berada di bawah kendali mereka.

Kelas menengah meliputi pemilik toko besar dan orang-orang profesional  seperti dokter, notaris, dan ahli taurat. Walau dianggap inferior, masih ada kesempatan agi mereka untuk naik derajat di dunia. Jika mereka menjadi kaya, mereka berharap bisa  memasuki kependetaan atau bahkan ranking kebangsawanan yang tinggi.

Tidak ada harapan bagi buruh harian. Ia hanya hidup dalam kemiskinan dan terus bekerja keras tanpa akhir. Para tukang batu dan tukang kayu mendapat upah yang jarang cukup untuk makan bagi dirinya dan keluarganya; sementara petani, setelah membayar sewa dan pajak yang mahal, hanya memiliki upah sekedarnya untuk menyambung hidup.

Masyarakat Mesir Kuno

Budak menempati bagian dasar dari piramida sosial. Setiap orang Oriental memiliki budak. Pada awalnya, mereka adalah tawanan perang yang bukannya dibunuh, dipaksa bekerja untuk majikannya. Para penguasa Oriental melakukan ekspedisi militer dengan tujuan mengumpulkan banyak budak “seperti pasir,” kata seorang penulis kuno. Orang-orang yang tidak mampu membayar hutang sering kehilangan kebebasan mereka. Para penjahat kadang-kadang juga dipaksa bekerja sebagai budak. Perlakuan terhadap budak tergantung pada karakter majikan mereka. Majikan yang kejam dan sombong mungkin menjadikan kehidupan sebagai beban bagi para budak. Budak mempunyai banyak pekerjaan. Mereka memperbaiki tanggul, menggali saluran irigasi, membangun kuil dan istana, bekerja di pertambangan, bekerja sebagai pendayung di kapal, dan terlibat banyak pekerjaan rumah tangga. Di Babylonia dan Assyria, dimana kelas budak jauh lebih banyak daripada di Mesir, seluruh struktur kemasyarakatan bergantung pada budak.

Penulis : Riskyrito
Editor  : Argha Sena
Sumber : World History Sejarah Dunia Lengkap Karya HUTTON WEBSTER, PHD