F PENJAJAH BARATLAH YANG MEMBERIKAN NAMA INDONESIA!!! ~ PEGAWAI JALANAN

Senin, 27 Juni 2022

PENJAJAH BARATLAH YANG MEMBERIKAN NAMA INDONESIA!!!

 


Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, mulai dari sabang hingga merauke. Banyaknya suku dan Bahasa yang ada di Indonesia, membuat Indonesia termasuk ke dalam salah satu negara dengan penduduk terbanyak. Setelah mengalami perjalanan panjang dalam perjuangan melawan penjajahan, Indonesia akhirnya merdeka dari penjajahan pada tahun 1945. Kumandang kemerdekaan membuat Indonesia resmi berdiri menjadi sebuah negara. Sebelum memakai nama Indonesia, saat itu Indonesia memiliki nama hindia Belanda. Hindia Belanda tidak lagi dipakai sejak pendudukan Jepang pada tahun 1942. Lantas, kapankah nama Indonesia mulai dicetuskan dan siapakah yang mempopulerkan nama Indonesia hingga dapat menjadi sebuah negara.

Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang puncaknya terjadi di pertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia memiliki beragam nama. Orang-orang bangsa Tionghoa menyebut kawasan ini sebagai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah Seberang"), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Nama "Indonesia" berasal dari dua kata Yunani yaitu, Indus yang berarti "India" dan kata Nesos yang berarti pulau/kepulauan, maka "Indo-nesia" berarti "kepulauan India".

Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan itu sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun. Dalam bahasa Arab juga dikenal nama-nama Samathrah (Sumatra), Sholibis (Pulau Sulawesi), dan Sundah (Sunda) yang disebut kulluh Jawi ("semuanya Jawa").

Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama Kepulauan Hindia (Indische ArchipelIndian Archipelagol'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost IndieEast IndiesIndes Orientales).

Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische ArchipelMalay Archipelagol'Archipel Malais). Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda). Hindia Belanda dipakai untuk membedakan antara India yang dijajah oleh Inggris dan Indonesia yang dijajah oleh Belanda. Sedangkan pada pendudukan Jepang tahun 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.

Bila ditelusuri lebih jauh, sejarah mengenai asal mula Negara ini memakai nama Indonesia tercantum dalam judul artikel “Tentang Nama Indonesia” di buku “Mohammad Hatta: Politik, Kebangsaan, Ekonomi (1927-1977). Diawali oleh Pemerintahan Kerajaan Belanda yang memakai nama Nederlandsch-Indie atau Hinda-Belanda untuk Indonesia semasa penjajahan. Nama “Indonesia” pertamakali muncul di tahun 1850, di sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang terbit di Singapura.

Pramoedya Ananta Toer, dalam buku Sedjarah Modern Indonesia yang diterbitkan di kalangan terbatas pada tahun 1964, menyebutkan nama Logan sebagai pencetus pertama istilah Indonesia. Pramoedya melihat Logan sebagai etnolog yang mencetuskan istilah Indonesia. Sebenarnya ada dua orang yang 'terlibat' mencetuskan nama Indonesia. Pertama adalah George Samuel Windsor Earl, dan James Richardson Logan.  Saat itu, nama Indonesia yang masih memakai nama Hindia, sering tertukar dengan nama tempat lain. Karena itu, keduanya berpikir, daerah jajahan Belanda ini perlu diberi nama tersendiri.

Earl adalah orang yang menulis sebuah artikel dalam jurnal "The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia" Vol. IV pada 1850. Di halaman 71 jurnal itu, Earl menulis "the Malayunesian branch of this race". Di bawah halaman ditambahkan oleh dia catatan yang menjelaskan istilah itu. Dia mengusulkan nama baru bagi penduduk kepulauan Hindia dengan nama "Indu-nesians" atau "Malayu-nesians".  Earl sendiri lebih suka dengan istilah "Malayu-nesians", karena menurutnya istilah itu lebih memberikan penghargaan pada orang-orang Melayu yang telah menjelajah seluruh kepulauan sebelum orang-orang Eropa. Sedangkan Logan berpendapat sedikit berbeda.

Logan yang menjadi kepala redaksi majalah itu yang juga rekan Earl, lebih memilih atau lebih suka dengan istilah Indonesia yang lebih praktis. Dia lebih memilih "Indonesia" sebuah istilah geografi untuk membedakan dengan wilayah kepulauan ini dengan wilayah lain.  Praktis, menurutnya karena lebih singkat ketimbang istilah panjangnya "Indian Archipelago". Di halaman 254 jurnal itu, Logan memilih Indonesia sebagai nama wilayah kepulauan, dan penduduknya menjadi orang-orang Indonesia.

Penjelasan Logan adalah bagian dari uraian dia untuk menjelaskan wilayah keseluruhan "wilayah Hindia" atau "the whole Indian Region". Menurut Logan, wilayah ini adalah wilayah bagian daratan yang dibagi dua oleh Teluk Benggala.  Di bagian timur yang juga mendapat pengaruh dari India juga bagian dari keseluruhan wilayah ini. Oleh karena itulah, Logan mengusulkan nama India, Ultraindia, atau Transindia dan Indonesia. Jika digambarkan pada saat ini wilayah India bisa diartikan wilayah antara Pakistan dan India Utara, kemudian India Selatan beserta kepulauan di sekitarnya, dan Asia Tenggara.

Nama Indonesia lalu dipopulerkan oleh etnolog Jerman, Adolf Bastian melalui bukunya, Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipels dan Die Volkev des Ostl Asien (1884). Pada tahun 1924, pemakaian nama Indonesia dimulai dengan terbitnya koran Indonesia Merdeka milik Perhimpunan Indonesia. Kemudian penggunaan secara nasional bersama-sama terucap dalam ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 hingga akhirnya menjadi Negara resmi bernama Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, juga pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.

Itulah asal mula bangsa kita menggunakan Indonesia sebagai sebuah nama negara yang baru dibentu. Selain Hindia Belanda dan Indonesia, Sejarah juga mencatat Indonesia memiliki nama lain seperti the Malay Archipelago, Insulinde, Nusantara, dan The emerald of Equator (Zamrud Khatulistiwa). Dari nama-nama tersebut, Indonesia lebih cocok jika menggunakan kata Nusantara. Karena Nusantara tercatat dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) yang digunakan untuk menyebut pulau-pulau di luar Majapahit (Jawa). Menurut kalian, nama apa yang paling cocok untuk menggambarkan bangsa Indonesia.

 

Sumber referensi :      

id.wikipedia.org

indonesiabaik.id

inews.id

liputan6.com

p2kp.stiki.ac.id

republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar